
Dea Permata Karisma (27) ditemukan meninggal secara tragis di rumahnya yang berada di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada hari Selasa siang (12/8/2025).
Diketahui, Dea bekerja sebagai Manajer Sumber Daya Manusia di sebuah perusahaan swasta yang berada di Purwakarta.
Ia telah memiliki suami bekerja di Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II.
Kematian Dea Permata Karisma yang tragis tiba-tiba membuat orang-orang di sekitarnya kaget.
Dea pertama kali ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berlumuran darah oleh asisten rumah tangganya (ART) di dalam rumahnya di Komplek PJT II Blok D, Selasa (12/8/2025) siang.
Semasa hidupnya, Dea dikenal dikenal sebagai sosok ramah.
"Dia baik, suka berinteraksi dengan semua orang. Saya tidak pernah mendengar dia memiliki masalah dengan siapa pun," kata Salbiah, tetangga Dea.melansir dari Tribunjabar.com, selasa (12/8/2025).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh saudara korban,Rafi Karisma (19).
Rafi mengatakan bahwa Dea adalah anak yang kedua dari lima bersaudara.
"Kami sekeluarga bertemu terakhir kali pada hari Sabtu (9/8) kemarin, kami pergi ke rumah ini yang berada di Jatiluhur," kata Rafi kepada Tribunjabar.id, Selasa (12/8/2025).
Ia menyampaikan bahwa Dea adalah sosok yang penuh kasih terhadap keluarganya.
"Teteh (Dea) sangat baik, ketika bertemu kami adik-adiknya selalu menawarkan camilan," ujar Rafi.
Rafi tidak menyangka bahwa pertemuan dengan saudara perempuannya pada akhir pekan itu menjadi hari terakhir mereka bertemu.
3 Bulan Diintimidasi Hingga Melaporkan Ke Polisi
Keluarga korban menyampaikan bahwa Dea sebelumnya telah menerima berbagai jenis ancaman.
Rafi, adiknya, mengungkapkan bahwa kakaknya pernah menceritakan tentang ancaman yang datang dari seseorang.
"Ia pernah menceritakan kepada keluarga mengenai ancaman melalui WhatsApp," katanya.
Ayah Dea, Sukarno (65), mengungkapkan bahwa rumah Dea pernah dihancurkan dengan cat dan pelaku ancaman bahkan masuk ke dalam rumah.
"Pernah bercerita, rumah itu dilempar cat, lalu orang yang mengancam itu juga pernah masuk ke dalam rumah," kata Sukarno.
Ancaman tidak berhenti di sana. Menurut ibunya, Yuli Ismawati (55), Dea juga menerima pesan dengan nada ancaman pembunuhan melalui aplikasi WhatsApp.
Yuli mengakui telah menyarankan anaknya untuk melaporkan ke pihak yang berwenang dan memasang kamera pengawas di rumah.
Sudah melaporkan kepada Babinsa, bahkan sampai ke Polsek Jatiluhur, tetapi tidak ada yang datang," ujar Yuli sambil menangis.
Sekarang, keluarga korban hanya mampu berharap agar polisi segera mengungkap pelaku dan memberikan keadilan atas kematian yang menimpa Dea.
Kronologi Pembunuhan
Jasad Dea pertama kali ditemukan oleh pembantunya dalam keadaan berlumuran darah dengan beberapa luka tusuk.
Barisan polisi sudah dipasang di sekitar rumah sejak pukul 16.00 WIB, dan petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian serta meminta keterangan beberapa saksi.
Pembunuhan tersebut diduga terjadi pada siang hari.
Karena tetangga korban pernah berbelanja bersama korban.
Momennya terakhir Dea Permata Karisma sebelum dibunuh diungkap oleh tetangganya yang bernama Salbiah.
"Pukul sekitar 10 pagi, saya ingin membeli sayuran. Bu Dea juga keluar, tampaknya akan berbelanja. Pukul 11 siang, kami kembali hampir bersamaan," kata Salbiah.
Pada saat itu, menurut Salbiah, Dea tampak biasa.
"Saya sempat menyapa dia saat sedang makan. Dia mengatakan sedang terburu-buru karena hujan dan bajunya masih banyak yang belum kering," kata Salbiah.
Tidak terduga, beberapa jam kemudian, pembantu Dea berlari dengan ketakutan sambil berteriak, "Ibu, Bu Dea dibunuh," ujar Salbiah menirukan ucapan pembantu korban.
Ia mengatakan, kejadian terungkap saat pembantu Dea kembali dari warung sekitar pukul 13.00 WIB.
"Dia diperintahkan untuk membeli minuman. Setelah kembali, langsung menemukan Bu Dea sudah tidak bernyawa," kata Salbiah.
Salbiah bersama warga lain segera berlari menuju rumah Dea.
Saat hendak masuk ke rumah, Salbiah mengatakan bahwa ia membatalkan rencananya setelah melihat adanya jejak kaki yang berdarah.
"Saya ingin masuk, tetapi di depan pintu ke dapur sudah terdapat jejak darah. Saya tidak berani melanjutkan, takut," katanya.
"Seperti bekas kaki setelah menginjak darah," tambahnya.
Seorang wanita berusia 27 tahun ditemukan meninggal dunia dengan banyak luka tusukan di tubuhnya.
Pada saat itu, jenazah Dea Permata Karisma sedang dievakuasi oleh petugas.
Kepala Kepolisian Resor Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya mengonfirmasi kejadian penemuan jasad seorang wanita muda.
"Hari ini, Selasa (12/8), kami tim identifikasi dari Polres Purwakarta melakukan penyelidikan di lokasi kejadian di rumah tempat seorang perempuan ditemukan dalam kondisi meninggal," katanya.
Ia menyampaikan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut, mulai dari penggeledahan lokasi kejadian hingga mengambil keterangan dari beberapa saksi.
"Jenazah korban akan diotopsi untuk memastikan penyebab kematian," ujar Anom.
"Hasil sementara identifikasi luka yang dialami korban di berbagai bagian tubuh masih menunggu hasil pemeriksaan otopsi," katanya.
Namun, pihak kepolisian memastikan bahwa temuan jenazah berlumuran darah ini disebabkan oleh tindakan kekerasan yang mengakibatkan kematian, sehingga mereka telah melakukan prosedur penyelidikan untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi.
Namun dugaan awal memang layak dipertanyakan kematian akibat dugaan adanya tindak pidana. Menunggu hasil otopsi.
"Secara umum kami memang menemukan korban dalam keadaan meninggal, kemudian ada kondisi di mana terdapat darah. Oleh karena itu, kami melakukan otopsi untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian," tegasnya.