
- Film animasi Merah Putih One For All mulai tayang hari ini, Kamis (14/8) di bioskop. Namun, pemutaran film yang dikhususkan untuk memperingati Kemerdekaan ke-80 RI dilakukan dengan terbatas. Hanya sekitar 16 layar di Indonesia yang menampilkan film tersebut.
Namun, menurut Sonny Pudjisasono selaku eksekutif produser, pihak bioskop berjanji akan meningkatkan jumlah layar, jika film animasi Merah Putih One For All mendapatkan respon yang baik. Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang tertarik untuk menyaksikan film tersebut.
Evry Joe sebagai Ketua Humas PARFI sekaligus Direktur Rumah Film Indonesia yang memiliki pengalaman dalam memproduksi dan menayangkan film di bioskop menjelaskan istilah limited screen yang sering digunakan oleh bioskop.
"Layar terbatas merupakan senjata efektif bagi pihak bioskop dalam membagi layar dengan film-film lain. Itu cara cerdas pihak bioskop group 21-XXI untuk membagi rata tayangan kepada yang memiliki film," kata Evry Joe kepada
Menurut Evry Joe, pemilik bioskop melakukan perhitungan terlebih dahulu sebelum menentukan jumlah layar yang akan diberikan kepada produser film untuk memutar filmnya.
Mereka melakukan perhitungan dengan memprediksi apakah film tersebut akan menarik penonton dalam jumlah besar, sedang, atau kecil.
Pihak bioskop memperkirakan apakah sebuah film akan laku atau tidak. Hal ini kemudian ditentukan berdasarkan jumlah layar yang diberikan kepada film yang akan tayang di jaringan bioskop.
Perusahaan produksi yang konsisten dalam menghasilkan film-film berkualitas tinggi dan sukses di box office biasanya mendapatkan jumlah layar yang cukup banyak. Beberapa bahkan menerima antara 100 hingga 600 layar," katanya.
Menurut Evry Joe, pertimbangan semacam ini sangat dipertimbangkan oleh pihak bioskop karena mereka melakukan perhitungan secara bisnis.
"Mereka pasti membutuhkan biaya yang tidak murah untuk menyewa ruangan di mal, diperlukan modal yang cukup besar dalam mendesain studio dengan kualitas baik, bahkan berstandar internasional," katanya.