
Qatar, yang dilatih oleh Julen Lopetegui, menggelar latihan di Austria pada tanggal 13 hingga 27 Juli 2025. Meskipun pernah kalah 0-3 melawan Udinese, mereka mampu bangkit dan memperoleh kemenangan 2-0 atas Metalist Kharkiv dari Ukraina.
Di sisi lain, UEA menggelar pemusatan latihan di Austria mulai tanggal 25 Juli hingga 6 Agustus 2025 dibimbing oleh pelatih Cosmin Olaroiu. Hasilnya cukup memuaskan—mereka berhasil mengalahkan Lecce dengan skor 3-1.
Indonesia Andalkan FIFA Matchday
Di sisi lain, Timnas Indonesia perlu memanfaatkan FIFA Matchday di bulan September sebagai kesempatan terakhir untuk persiapan. Garuda dijadwalkan menghadapi Kuwait dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, sebelum menghadapi Arab Saudi dan Irak dalam babak keempat.
Qatar Membentuk Tim yang Kuat di Austria
Selama dua minggu berada di Austria, Qatar menunjukkan komitmennya. Lopetegui memanfaatkan masa tersebut untuk memperkuat kohesi tim dan mengevaluasi kesiapan pemain utama. Kekalahan melawan Udinese menjadi pengalaman yang berharga, sementara kemenangan atas Metalist mengungkapkan potensi besar yang dimiliki tim juara Piala Asia 2019 ini. Persiapan yang intens ini menunjukkan bahwa Qatar tidak ingin meremehkan lawan-lawannya di Grup B.
Performa Meyakinkan UEA
UEA tampil menarik di bawah arahan Olaroiu. Kemenangan melawan Lecce memberikan dorongan kepercayaan yang besar. Trio Yahya Al-Ghassani, Caio Lucas, dan Bruno de Oliveira tampil luar biasa dan menjadi penghubung utama kemenangan Al Abyad. Selain itu, pelatih memberi kesempatan kepada lima pemain baru untuk beradaptasi, menunjukkan bahwa upaya regenerasi tengah dilakukan dengan serius.
Indonesia Hadapi Keterbatasan
Berbeda dengan Qatar dan Uni Emirat Arab, Indonesia harus menghadapi kenyataan bahwa persiapan mereka lebih terbatas. Hanya memanfaatkan jendela FIFA Matchday pada 1–9 September, Timnas akan menghadapi Kuwait dan Lebanon sebagai lawan uji coba. Meskipun lawannya tidak selevel dengan tim Serie A, pertandingan ini tetap bisa menjadi indikator kekuatan.
Patrick Kluivert diharapkan teliti dalam merancang strategi selama masa persiapan yang terbatas. Terlebih lagi, lawan di Grup A adalah Arab Saudi dan Irak—tim yang memiliki pengalaman internasional yang jauh lebih berkembang.
Grup A Penuh Tantangan
Indonesia berada di Grup A bersama tuan rumah Arab Saudi dan Irak. Secara kualitas dan peringkat FIFA, kedua tim tersebut lebih unggul. Arab Saudi memiliki keuntungan sebagai tuan rumah serta pengalaman tampil di beberapa edisi Piala Dunia, sehingga membuat tim yang dilatih Roberto Mancini menjadi favorit di grup ini. Irak juga memiliki kekuatan yang tidak kalah kuat dengan susunan pemain yang kompetitif.
Kesenjangan dalam Persiapan
Jika dibandingkan dengan Qatar dan Uni Emirat Arab, persiapan Indonesia jauh tertinggal baik dari segi intensitas maupun kualitas lawan uji coba. Kemungkinan pelatihan di Eropa memberikan pengalaman yang lebih beragam dibanding hanya bermain di luar negeri.
Namun, kesempatan Indonesia belum sepenuhnya tertutup. Patrick Kluivert perlu memanfaatkan waktu yang ada dan merancang strategi yang efisien. Dengan semangat bertarung serta dukungan penuh dari para pendukung, Garuda masih mampu menjadi pesaing. Pengalaman melaju ke babak ketiga juga bisa menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan yang lebih berat.
Informasi atau berita menarik, khususnya mengenai sepak bola dan topik lainnya dapat dilihat melaluiKLIK DISINI!!***