Mengapa Childfree Marak di Kota? Ini Penjelasan PPAPP DKI

JAKARTA, Fenomena childfreeatau keputusan pasangan untuk tidak memiliki keturunan, mulai muncul di kalangan masyarakat perkotaan seperti Jakarta.

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta menganggap peristiwa ini sebagai bagian dari dinamika sosial yang muncul seiring dengan perubahan pola pikir masyarakat terhadap hak-hak pribadi.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menyatakan keputusanchildfreesangat berkaitan dengan kesadaran akan hak atas kesehatan reproduksi dan perencanaan kehidupan.

Menurutnya, keputusan ini sering dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pertimbangan karier, kondisi ekonomi, kesehatan mental, lingkungan sosial, serta pandangan mengenai peran keluarga dan cara mendidik anak.

"PPAPP DKI menekankan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak perlu ditinjau lebih lanjut, khususnya mengenai faktor ekonomi dan sosial yang mempengaruhinya," kata Iin, Senin (4/8/2025), dilansir dariAntara.

Meskipun belum ada data pasti mengenai tingkat kebijakan childfree di Jakarta, Iin menganggap fenomena ini perlu diperhatikan karena berpotensi memengaruhi struktur demografi nasional dalam jangka panjang.

PPAPP DKI juga mendorong pasangan yang menikah untuk membentuk keluarga dengan kesadaran, perencanaan yang matang, dan tanggung jawab sosial.

"Setiap pasangan perlu memahami secara mendalam mengenai hak dan kesehatan reproduksi," tegas Iin.

Ia juga menegaskan peran penting keluarga sebagai satuan dasar dalam pembentukan manusia dan masyarakat.

Sementara itu, data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pola yang sama secara nasional.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 71.000 perempuan Indonesia berusia 15–49 tahun yang pernah menikah tetapi belum pernah melahirkan dan menyatakan tidak ingin memiliki anak.

BPS menunjukkan bahwa kelompok wanitachildfreeini dipengaruhi oleh dua jenis utama: yang memiliki pendidikan tinggi atau sedang menghadapi tekanan ekonomi.

Secara singkat, peristiwa ini mampu mengurangi beban subsidi pemerintah, misalnya terkait pendidikan dan kesehatan anak.

Namun, pada akhirnya, kesejahteraan kelompok ini di masa tua berpotensi menjadi beban bagi negara.

Fenomena childfreemenggambarkan meningkatnya kesadaran akan kebebasan dalam menentukan jalannya hidup secara mandiri.

Namun, pemerintah tetap menekankan perlunya perencanaan keluarga yang sehat, bermanfaat, dan bertanggung jawab untuk kelangsungan pembangunan sosial.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama