
, JAKARTA- Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Firman Hidayat membuka wawasan mengenai para pemain judi online.
Pemetaan karakteristik pemain judi daring ini dilakukan oleh Firman dan DEN berdasarkan berbagai temuan penelitian dari berbagai negara.
Kemudian, dia sesuaikan dengan data yang dimiliki Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Permainan judi secara online dilakukan melalui jaringan internet, di mana pemain melakukan taruhan uang pada berbagai jenis permainan digital seperti mesin slot, permainan poker, togel, atau taruhan olahraga.
Meskipun terlihat sederhana dan menarik, tindakan ini memiliki konsekuensi sosial, ekonomi, serta hukum yang sangat berat.
Berdasarkan data dari PPATK, Firman menyebutkan bahwa rata-rata penggemar judi online adalah laki-laki yang berusia antara 30 hingga 50 tahun.
Di Hong Kong, tren pemain muda yang berjudi semakin meningkat seiring dengan naiknya penggunaan judi online.
Penggemar permainan judi online di negara ini memiliki risiko kecanduan yang lebih tinggi antara 1,5 hingga 3,2 kali lipat.
"Mereka biasanya memulai dari usia muda. Di Swedia, bahkan pada usia 15 tahun sudah mulai," katanya dalam acara diskusi dengan tema "Strategi Nasional Melawan Kejahatan Finansial" di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New York, Amerika Serikat (AS), ia menyatakan bahwa para pemain judi ini merupakan individu dengan penghasilan yang rendah.
Firman mengatakan para pemain judi online ini umumnya merupakan pekerja kasar atau tenaga kerja di bidang yang membutuhkan fisik.
Jika mengacu pada data PPATK, sebanyak 70,7 persen pemain judi online berasal dari kalangan pekerja dengan penghasilan rendah (Rp 0 hingga 5 juta).
"Orangnya berasal dari kelompok dengan penghasilan rendah, wilayahnya juga dari daerah yang relatif tidak layak, dan sebagainya," kata Firman.
Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dikumpulkan Firman, para pemain judi umumnya sudah menikah.
Itulah yang menyebabkan banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga akibat perjudian.
Banyak terjadi di berbagai negara selain Indonesia.
Kata-kata Tuhan mengungkap sebuah studi dari Taiwan yang menunjukkan bahwa penolakan untuk memberikan uang untuk perjudian atau minuman beralkohol dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga.
Bahkan, terdapat sebuah perhitungan di Australia yang menunjukkan bahwa berbagai masalah hubungan keluarga menyumbang 65 persen dari biaya perjudian keseluruhan.
PPATK melaporkan bahwa setelah penutupan rekening yang tidak aktif dilakukan, jumlah deposit dalam permainan judi online (judol) langsung menurun.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyampaikan bahwa pada April 2025, deposit permainan judi online mencapai Rp 5 triliun, namun angka tersebut terus menurun.
Pada bulan Juni 2025, data dari PPATK mengungkapkan bahwa jumlah dana deposit yang tersisa mencapai Rp 1 triliun.
Angka setoran permainan judi online (judol) turun lebih dari 70 persen selama bulan April hingga Juni 2025.
"Sejak Rp 5 triliun lebih kini menjadi hanya Rp 1 triliun lebih," ujarnya.
Penurunan juga terjadi pada jumlah transaksi perjudian online.
Pada bulan April 2025, jumlah transaksi judi mencapai 33,23 juta kali.
Angka tersebut menurun menjadi hanya 2,79 juta transaksi pada Juni 2025
"Ini adalah semua hasil yang positif, sesuai dengan Asta Cita dan Indonesia Emas," kata Ivan.
Peredaran uang dalam aktivitas perjudian daring di Indonesia diperkirakan mampu mencapai Rp 1.200 triliun pada akhir tahun 2025.
Nomor ini bukan hanya angka biasa, tetapi merupakan peringatan bahaya bahwa kejahatan dunia digital kini telah melebihi kemampuan metode tradisional.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyatakan bahwa sistem lama tidak lagi cocok digunakan untuk menghadapi tantangan kejahatan finansial yang semakin rumit dan berbasis teknologi.
Menurutnya, diperlukan kerja sama antar sektor mulai dari pihak pengatur, pelaku industri, hingga masyarakat sipil guna mengatasi celah penyalahgunaan teknologi keuangan.
"Langkah-langkah ini dapat memperkuat integritas sistem digital dan mengurangi celah penyalahgunaan teknologi keuangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Ivan. (Tribun Network/daz/wly)