Silfester Matutina ternyata tidak pernah berjumpa dengan Jusuf Kalla, apalagi sampai menyelesaikan perselisihan.
Diketahui, Silfester Matutina terlibat dalam kasus fitnah terhadap Jusuf Kalla.
Mengenai perkara ini, Silfester menyatakan telah menyelesaikan perselisihan dan menjalin komunikasi dengan Jusuf Kalla.
Namun, pengakuan Silfester ini ternyata hanya tipuan semu.
Ia tidak pernah bertemu, apalagi mencapai perdamaian dengan Jusuf Kalla terkait kasus fitnah.
Ini dikatakan oleh Muchlisa Kalla, putri pertama Jusuf Kalla.
Muchlisa Kalla mengklaim Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina melakukan penipuan terhadap masyarakat.
"Tidak pernah ada pertemuan. Kami tidak mengenalnya secara langsung," tegas wanita yang dipanggil Lisa ini.

JK, panggilan akrab Jusuf Kalla merespons pernyataan Silfester Matutina.
Silfester mengatakan pernah berjumpa dan menyelesaikan perselisihan secara pribadi dengan JK.
Melalui perwakilannya, Husain Abdullah, JK secara tegas menolak pernyataan Silfester.
Husain mengatakan Silfester berbohong besar.
"Pak JK tidak pernah mengenal, apalagi bertemu dengan Silfester Matutina," kata Husain Abdullah, Senin (4/8/2025).
Pernyataan Silfester tidak benar dan menimbulkan kesalahpahaman.
Pernyataan tersebut diungkapkan setelah Silfester mengklaim telah berkomunikasi dan mencapai kesepakatan damai dengan JK.
Proses Silfester Minta Maaf kepada JK
Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Hamid Awaluddin, memberikan pernyataan mengenai pertemuan Silfester Matutina dengan Wakil Presiden Indonesia yang ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla.
"Terkait isu Silfester, tidak pernah terjadi pertemuan antara Pak Jusuf Kalla dan dirinya membahas perkara pidana," ujar Rekan Jusuf Kalla, Hamid kepada KompasTV, Selasa (5/8/2025).
Hamid juga menceritakan proses permintaan maaf Silfester kepada Jusuf Kalla melalui pengacara keluarga.
Ia meminta maaf, kemudian pengacara keluarga Tuan Jusuf Kalla melaporkan kepada Tuan Jusuf Kalla, Silfester meminta maaf kepada Tuan Jusuf Kalla, merespons bahwa apabila seseorang meminta maaf kita harus memberi maaf.
Namun, kasus hukumnya tetap berjalan, sehingga tidak pernah terjadi pertemuan antara Silfester dengan Pak Jusuf Kalla untuk membahas mengenai kasus ini," jelasnya.
Menurutnya, jika kejaksaan ingin melakukan eksekusi, itu adalah tindakan yang tepat.
"Karena selama ini putusan Mahkamah Agung yang tetap menjatuhkan hukuman 1,5 tahun kepadanya belum pernah dijalani dan tidak dapat dikatakan telah terjadi pembicaraan antara saya dengan Pak Jusuf Kalla atau keluarganya, sehingga saya belum pernah menjalani hukuman," ujarnya.
Perkara fitnah Jusuf Kalla tahun 2017
Silfester dituduh menyebarkan fitnah terhadap Jusuf Kalla karena pidatonya pada 15 Mei 2017.
Pada masa itu, Silfester mengatakan bahwa JK merupakan sumber masalah bangsa.
"Jangan sampai kita dihadapkan dengan Presiden Joko Widodo. Akar masalah bangsa ini adalah ambisi politik Jusuf Kalla," ujar Silfester dalam pidatonya.
Silfester juga menuduh JK memanfaatkan isu rasial untuk memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Anies bersama Sandiaga maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Silfester juga menyebut bahwa JK berkuasa hanya untuk kepentingan Pemilu 2019 dan kepentingan korupsi di daerah asalnya.
"Kita miskin akibat tindakan orang-orang seperti JK. Mereka melakukan korupsi dan nepotisme, hanya memperkaya keluarga mereka sendiri," lanjut Silfester dalam pidatonya.
Pernyataan itu akhirnya membuat Silfester dilaporkan oleh Jusuf Kalla melalui kuasa hukumnya. Kuasa hukum JK, Muhammad Ihsan, menyatakan bahwa awalnya JK tidak bermaksud melaporkan Silfester.
Namun muncul tekanan dari warga di kampung halaman JK di Sulawesi Selatan, agar melaporkan Silfester.
Tekanan dari keluarga membuat Pak JK tidak mampu menolak. Akhirnya Pak JK menyatakan bahwa jika tindakan hukum dianggap sebagai langkah terbaik, silakan dilakukan tindakan hukum," ujar Ihsan pada saat itu.
Dipenjara selama 1,5 tahun pada tahun 2019
Dua tahun setelahnya, Silfester dihukum selama 1,5 tahun penjara. Namun hingga saat ini, Silfester belum menjalani hukuman tersebut.
Kepala Biro Humas Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, menyatakan bahwa Silfester telah diundang kembali kemarin terkait perkara yang sedang ditangani.
"Info dari pihak Kejari Jakarta Selatan, yang bersangkutan diundang. Jika tidak diundang, silakan (hadir)," kata Anang.
Silfester siap jalani hukuman
Di sisi lain, Silfester mengatakan siap menghadapi proses hukum tersebut dan menyatakan tidak ada hal serius yang perlu dikhawatirkan.
"Saya telah menyelesaikan prosesnya. Nanti kita lihat bagaimana perkembangannya," ujar Silfester saat diwawancarai Kompas.com setelah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo di Polda Metro Jaya, Senin (4/8/2025).
Saat ditanya apakah dia siap ditahan, Silfester memberikan jawaban singkat.
"Tidak masalah," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Peradi, Ade Darmawan, menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada surat resmi dari Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan yang menyatakan bahwa Silfester segera dieksekusi.
"Belum ada suratnya," kata Ade.
Profil Muchlisa Jusuf
Muchlisa Jusuf jarang terlihat di jejaring sosial.
Ia tidak mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang politisi.
Ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di kota London.
Nama lengkap: Muchlisa Jusuf (disebut dengan Lisa)
Orang tua: Jusuf Kalla dan Mufidah Mi'ad Saad
Saudara kandung: Muswirah, Imelda, Solichin, dan Chaerani Jusuf
Pendidikan dan Lokasi Tinggal
Lisa saat ini tinggal di London bersama suaminya dan anaknya, seperti yang terlihat dari beberapa unggahan pribadinya di Instagram.
Sebagai anak pertama, Muchlisa sering dianggap sebagai figur yang melindungi dan mendampingi saudara-saudaranya.
Ia dianggap cukup lucu, ceria, dan tidak pernah merasa terbebani dengan tugasnya sebagai anak pertama.
Meskipun tidak menjadi perhatian utama masyarakat, hubungan Lisa dan JK sering ditunjukkan penuh kasih sayang di media sosial.
Informasi lengkap mengenai pendidikan resmi, karier profesional, serta kegiatan masyarakat Muchlisa belum banyak diungkapkan secara umum.
Gaya hidupnya lebih sering diunggah melalui media pribadi seperti Instagram, terutama fokus pada momen kebersamaan keluarga dan aktivitas kehidupan di luar negeri.
Tidak ada catatan yang mencolok di bidang pekerjaan atau partisipasi dalam organisasi tertentu.
Ia memberikan sedikit informasi, lebih aktif di akun pribadi.
Artikel sudah tayang di Tribun Timur
(*/ )
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti pula informasi lainnya diFacebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan