
, WASHINGTON DC— Sebuah keputusan yang tidak disukai tetapi menarik, diambil oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Ia mengangkat Komisioner Statistik Tenaga Kerja, Erika McEntarfer, hanya beberapa jam setelah data resmi menunjukkan penurunan pertumbuhan lapangan kerja di Amerika pada musim panas ini.
Di mana data bulan Juli menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang tidak mencapai harapan, serta penyesuaian terhadap data bulan Mei dan Juni justru mengurangi perkiraan sebelumnya yang lebih tinggi.
Tiba-tiba, hal tersebut memicu tuduhan bahwa Trump berusaha menyembunyikan kenyataan ekonomi yang sedang melemah.
"Trump mengangkat pegawai komunikasi karena tidak menyukai angka yang menunjukkan betapa parahnya kerusakan ekonomi yang dia timbulkan," kata Lily Roberts dari Center for American Progress.
Menurutnya, mengelola politik dengan data ekonomi hanya akan menghasilkan ketidakpastian yang mahal bagi rakyat Amerika dalam beberapa tahun ke depan," tambahnya.
Karena McEntarfer dikenal sebagai ekonom yang dihormati dan bukan tokoh politik.
Ia pernah bekerja di Biro Sensus selama masa pemerintahan Presiden George W. Bush, Barack Obama, Donald Trump, dan Joe Biden.
Di awal tahun 2024, dukungan untuk pencalonannya sebagai komisioner BLS datang dari empat mantan komisioner serta berbagai asosiasi statistik dan tokoh ekonom senior.
Senat akhirnya menyetujui pengangkatannya dengan suara yang jelas, 86 mendukung dan hanya 8 menolak.
"Langkah Trump sangat merusak dan berlebihan," kata Paul Schroeder dari Dewan Asosiasi Statistik Federal.
"Ini tidak hanya merusak kredibilitas data ekonomi federal, tetapi juga menjadikan data yang seharusnya netral dan dapat dipercaya menjadi terpengaruh oleh politik," tambahnya.
Gene Sperling, mantan penasihat ekonomi pada era Bill Clinton, Obama, dan Biden, menulis di X (dulunya Twitter),
"Saya sudah memprediksi bahwa Trump akan merusak kredibilitas data ekonomi ketika menghadapi laporan yang buruk. Dan hal itu terjadi sekarang." Julie Su, mantan Menteri Tenaga Kerja Amerika Serikat, menilai tindakan Trump "terlalu berlebihan tapi tidak mengejutkan".
Menurutnya, Trump tidak menyukai fakta, sehingga ia menyalahkan mereka yang menyampaikan kebenaran.
"Negara Amerika Serikat membutuhkan dan layak menerima data ekonomi yang dapat diandalkan," tegas Su.
"Ini merupakan usaha yang menyedihkan dari presiden untuk menipu masyarakat mengenai dampak dari kebijakan ekonomi yang tidak berhasil," tegasnya. (kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Marah Memecat Pejabat Biro Statistik, Tidak Suka Angka Lapangan Kerja AS Dikatakan Menurun"