4 Bahasa Paling Aneh dan Unik di Dunia, Ada yang Pakai Siulan hingga Terancam Punah

- Bahasa merupakan salah satu penanda identitas manusia yang paling penting, dan di tengah ribuan bahasa di dunia, ada beberapa yang dianggap unik bahkan aneh karena cara penggunaannya yang tidak biasa.

Keunikan ini menarik perhatian peneliti dan menegaskan betapa kreatifnya manusia dalam menciptakan alat komunikasi.

Berikut adalah beberapa bahasa unik dan fakta menarik di baliknya:

1. Silbo Gomero

Salah satu bahasa unik adalah Silbo Gomero, bahasa siulan dari Kepulauan Canary, Spanyol. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh di daerah pegunungan dengan jangkauan hingga 5 kilometer. UNESCO telah menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2009 sebagai pengakuan atas keunikan sekaligus keberhasilan komunitas lokal melestarikannya.

2. Piraha

Bahasa kedua adalah Piraha, yang digunakan oleh suku pedalaman Amazon di Brasil. Profesor Daniel Everett dari Illinois State University dalam penelitiannya yang dimuat di Current Anthropology menyebutkan bahwa Piraha adalah bahasa paling sederhana di dunia karena tidak memiliki angka maupun konsep waktu. Temuannya menimbulkan perdebatan besar dalam studi linguistik, tetapi tetap menunjukkan keunikan budaya Piraha.

3. Xhosa

Bahasa ketiga adalah Xhosa, salah satu bahasa resmi di Afrika Selatan. Bahasa ini terkenal sulit dipelajari karena mengandalkan bunyi klik dalam pengucapannya. BBC Afrika melaporkan bahwa bahasa Xhosa memiliki lebih dari 19 tipe bunyi klik berbeda. Tokoh besar dunia, Nelson Mandela, adalah penutur asli bahasa ini, yang membuatnya semakin terkenal di dunia internasional.

4. Ayapaneco

Bahasa keempat adalah Ayapaneco, bahasa dari Meksiko yang kini hanya tersisa segelintir penuturnya. UNESCO telah memperingatkan bahwa bahasa ini sangat terancam punah karena generasi muda enggan menggunakannya. Jika tidak segera dilakukan revitalisasi, bahasa Ayapaneco bisa lenyap bersama penuturnya yang sudah lanjut usia.

Linguis dunia, Suzanne Romaine, menyebut bahwa bahasa-bahasa unik ini membuktikan betapa fleksibelnya otak manusia dalam menciptakan sistem komunikasi. Menurutnya, variasi bahasa menunjukkan bahwa tidak ada satu pun cara berkomunikasi yang paling benar, karena setiap bahasa mencerminkan budaya dan cara pandang penuturnya terhadap dunia.

Selain itu, Linguistic Society of America menegaskan bahwa setiap bahasa merupakan gudang pengetahuan yang mencerminkan kearifan lokal. Kehilangan sebuah bahasa berarti kehilangan sejarah, tradisi, dan kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjelaskan mengapa pelestarian bahasa sangat penting untuk menjaga keberagaman budaya dunia.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan bahasa-bahasa unik ini. Pemerintah Spanyol, misalnya, telah memasukkan Silbo Gomero ke dalam kurikulum sekolah di Kepulauan Canary agar anak-anak tetap bisa mempelajarinya. Langkah ini terbukti efektif menjaga bahasa tetap hidup di generasi muda.

Di Meksiko, aktivis bahasa lokal juga berusaha menghidupkan kembali Ayapaneco. Salah satu penutur terakhirnya, Manuel Segovia, mengatakan dalam wawancaranya dengan The Guardian, "Kami tidak ingin bahasa ini mati bersama kami." Upaya membuka kelas bahasa untuk anak-anak desa menjadi bentuk perlawanan terhadap kepunahan bahasa mereka.

Keberadaan bahasa-bahasa unik ini menjadi pengingat bahwa keragaman budaya tidak hanya tercermin dalam makanan, musik, atau seni, tetapi juga dalam cara manusia berkomunikasi. Selama dunia terus berupaya melestarikannya, bahasa-bahasa ini akan tetap hidup sebagai warisan berharga yang menunjukkan keindahan keberagaman umat manusia.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Comments