
Liputan Jurnalis Tribun Batam.id, Ronnye Lodo Laleng.
TRIBUN BATAM.id, TANJUNGPINANG- Siswi kelas XI Yayasan As-Sakinah Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dengan inisial K (16) telah tiga hari meninggal dunia.
Ia pertama kali ditemukan dalam keadaan gantung diri di rumahnya di RT 01, RW 01, K. 15 Perumahan Air Raja, Tanjungpinang, pada Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 12.40 WIB.
Pergi remaja tersebut menyebabkan orang tua dan kerabat merasa kehilangan.
Hingga saat ini, kedua orang tua korban belum melakukan komunikasi dengan masyarakat luas.
Ayah M. Marzuki masih merasakan kesedihan yang mendalam.
Ia lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah. Demikian pula dengan ibunya.
"Orang tuanya belum bersedia berbicara banyak," kata seorang penduduk setempat yang tidak menyebutkan namanya pada hari Minggu (3/8/2025).
Berdasarkan pengamatan Tribun Batam.id di lapangan, tenda berwarna biru masih terlihat di depan rumah korban.
Di dalam tenda, tiga orang pria duduk sambil berbincang ringan sambil menikmati minuman teh panas.
Tidak lagi terlihat, warga atau rekan korban datang ke rumah duka.
Demikian pula dengan beberapa papan bunga. Tidak ada satupun yang dipasang di pintu masuk rumah korban.
Kondisi tenang dan damai terjadi di kawasan permukiman penduduk. Tidak terlihat aktivitas yang berlebihan di tempat tersebut.
Tak Ada yang Menyangka
Seorang penduduk Perumahan Air Raja, Anto mengungkapkan masih dalam kondisi berduka atas kehilangan seorang warga di RT 01.
"Masih sulit dipercaya, kepergiannya dengan cara seperti itu. Saya hampir tidak percaya," katanya.
Ia mengakui mengenal almarhumah, selama hidupnya dia sangat baik.
Pernyataan yang sama juga datang dari teman korban Heny.
Heny adalah teman bermain masa kecil korban. Keduanya sudah lama tidak bertemu.
Korban menurut pandangan Heny, sangat baik dan penuh perhatian. Ia termasuk orang yang santun.
"Saya sangat terkejut mendengar informasi ini. Tidak menyangka teman saya pergi dengan cara seperti ini," katanya.
Heny mengakui sudah lama tidak berkomunikasi dengan korban.
"Memang kami sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Saya tidak tahu bagaimana kehidupan korban selama ini," ujar Heny pelan.
Ketua RT 01 Sindrang menyampaikan bahwa kedua orang tua mereka belum dapat diganggu.
"Sayangnya kita bertanya-tanya mengenai kejadian ini, khawatir ada hal lain yang terjadi," katanya.
Biarkan anggota keluarga terlebih dahulu meredakan pikiran mereka.
Ia menjelaskan, kejadian ini diketahuinya pada hari Kamis sekitar pukul 13.20 WIB.
"Petugas rumah memberi tahu saya bahwa korban telah dibawa ke rumah sakit," katanya.
Ia langsung pergi ke rumah sakit menggunakan sepeda motor.
"Saya langsung pergi ke IGD rumah sakit. RSUD RAT Tanjungpinang. Di sana korban tidak diberikan pertolongan karena sudah meninggal," katanya.
Ia mengakui tidak banyak menanyakan tentang kejadian itu, karena suasana masih dalam keadaan berduka.
"Orang tua mereka belum bersedia berbicara banyak. Mereka masih dalam keadaan berduka," katanya dengan singkat.
Berdasarkan data di lapangan, korban diduga melakukan bunuh diri.
Di dalam kamar nomor dua, di mana korban ditemukan, terdapat sebuah ikat pinggang yang tergantung di pintu.
Di bawahnya terdapat kain sarung yang telah diikat, diperkirakan digunakan sebagai alat untuk mengakhiri hidupnya.
Warga Terheran-heran
Warga RT 01 RW 01, Perumahan Air Raja, KM 15, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) kaget dengan kematian seorang siswa yang memiliki inisial Kk.
Berdasarkan penduduk setempat, remaja berusia 16 tahun tersebut selama ini dikenal sebagai individu yang baik.
Ternyata korban tidak melakukan hal yang tidak wajar. Apalagi korban selama ini tinggal di salah satu asrama milik sekolah swasta di Tanjungpinang.
"Yang saya ketahui dia sesekali saja kembali ke rumah orangtuanya," ujar seorang warga setempat tanpa mengungkap identitasnya.
Para korban yang tinggal di asrama tersebut sudah cukup lama, tidak tahu berapa tahun.
"Pasti kami warga RT 01 merasa kehilangan seorang pemuda yang baik," katanya.
Korban diketahui meninggalkan asrama dan kembali ke rumahnya.
Korban diduga jatuh di dalam asrama, sehingga diizinkan pulang.
Berdasarkan data yang beredar, korban beberapa waktu lalu sering kali pergi keluar rumah sendirian.
Terakhir, korban ditemukan di kawasan Bandara RHF Kota Tanjungpinang.
Hingga kini masyarakat masih penasaran apa yang membuat remaja tersebut nekat melakukan bunuh diri.
Kondisi Makam
Korban K dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pinang Kencana, Batu 15 Tanjungpinang, Kepri.
Jenazah korban dikebumikan pada hari Kamis (31/7/2025) setelah dilakukan pemakaman di rumah duka.
Tempat pemakaman korban K terletak di tengah-tengah area pemakaman tersebut.
Di sebelah kiri terdapat makam keramik milik penduduk kulit hitam, sedangkan di sisi kanan terdapat makam tanpa keramik yang hanya dikeraskan dengan semen.
Beberapa bunga dengan berbagai warna ditebar di atas makam. Dua tiang nisan tanpa nama ditanam di bagian kepala dan kaki.
Papan kayu tersebut tidak terlalu lebar dan juga tidak panjang. Sekitar 30 meter saja.
Di sekitar makam, terdapat tanah yang masih basah. Tanah tersebut baru digali oleh petugas tiga hari yang lalu.
Makam tersebut sangat sunyi. Tidak ada seorang pun yang datang untuk berkunjung. Petugas pengawas juga tidak hadir.
Sekolah Korban
Korban K terdaftar sebagai siswi kelas XI Yayasan As-Sakinah Tanjungpinang.
Hingga saat ini belum diketahui pasti apakah korban sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya.
Hal ini juga disetujui oleh Ketua Yayasan As-Sakinah, Ismiyati.
"K membiarkan siswa kelas XI SMA di As-Sakinah Tanjungpinang," katanya.
Awalnya dilaporkan meninggal, K sempat mengunjungi dokter spesialis untuk perawatan kesehatan mental.
K dianggap sebagai sosok yang tenang baik di kalangan teman-temannya maupun guru di sekolah.
Selama ini, K tetap menunjukkan perilaku yang baik selama berada di lingkungan sekolah.
"Sifatnya diam, tetapi dia baik. Beberapa waktu lalu dia sempat dibawa ke dokter, dan terakhir saya dengar dia juga sedang mengonsumsi obat. Belum tahu jenis obatnya," katanya.
Dia beberapa kali memohon izin untuk pulang ke rumah. Namun setelah beberapa hari berada di rumah, ia kembali lagi ke sekolah.
Lembaga tersebut tidak pernah mendengar adanya konflik antara K dengan teman-temannya di sekolah.
Demikian pula mengenai dugaan bullying. Karena K dikenal ramah dan giat belajar di sekolah.
"Jika ada bullying, kami tidak menerima laporan. Dia adalah anak yang ramah. Bahkan K hampir selesai menghafal Alquran 30 juz," katanya.
Kematian K menggambarkan rasa sedih yang mendalam bagi guru dan teman-temannya di As-Sakinah.
"Semua di Yayasannya sangat kehilangan sosok yang cerdas," katanya.
Kata Polisi
Petugas kepolisian memastikan bahwa siswa kelas XI dengan inisial Kk (16) yang meninggal di rumahnya adalah bunuh diri secara mandiri.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kapolresta Tanjungpinang Komisaris Besar Polisi (KBP) Hamam Wahyudi.
Berdasarkan keterangan saksi serta hasil penyelidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pihak kepolisian tidak menemukan tanda-tanda adanya kekerasan pada tubuh korban.
"Hanya terdapat luka pada area leher. Tidak ada luka lain," jelas Kapolresta Tanjungpinang.
Selain melakukan evakuasi terhadap korban, anggota polisi juga mengamankan pakaian yang dikenakan oleh korban pada saat kejadian.
Kemudian gunakan ikat pinggang sebagai alat untuk mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Sampai saat ini, penyidik masih melakukan penyelidikan terhadap motif sebenarnya.
"Kami akan memeriksa ponsel korban, untuk mengetahui apakah ada hal lain yang dialami korban atau tidak," tambahnya.
Kelak setelah semua mengungkapkan titik terang, akan diumumkan alasan mengapa remaja tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Selanjutnya, kronologi singkatnya adalah, korban pertama kali ditemukan oleh ibunya, lalu memberitahukannya kepada ayahnya.
Tempat penemuan berada di rumah mereka. Kedua orang tua korban menjadi saksi langsung.
Kemudian, keluarga dan anggota Polresta Tanjungpinang membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib (RAT) guna mendapatkan pengobatan medis.
"Data dari tim medis, korban meninggal akibat kekurangan oksigen," katanya.
Diduga karena, akibat ikatan yang terdapat di leher korban.
( /ronnye lodo laleng )
KORBAN K - Keadaan makam korban setelah dimakamkan di TPU Pinang Kencana, Batu 15, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) pada Minggu (3/8/2025).