
Masa tua sering kali diasosiasikan dengan kebijaksanaan dan pengalaman hidup yang kaya. Namun, seiring bertambahnya usia, beberapa kebiasaan dapat terbentuk. Kebiasaan ini sering kali tidak disadari dan berpotensi membuat orang di sekitar merasa lelah secara emosional.
Melansir dari Geediting.com Selasa (26/8), ada empat belas kebiasaan yang membuat generasi boomer terasa menguras energi bagi orang lain.
Memahami kebiasaan ini dapat membantu kita menjalin hubungan antar-generasi lebih harmonis. Mari kita cermati beberapa kebiasaan yang kerap muncul.
1. Mendominasi Percakapan dan Sering Mengeluh
Pria dan wanita boomer sering mendominasi percakapan dengan cerita "zaman saya dulu". Mereka sering menganggap pengalaman dan cara pandang mereka adalah yang paling benar. Mereka juga sering mengulang keluhan yang sama berulang kali.
Ini membuat orang di sekitar merasa tidak didengar atau divalidasi. Akhirnya, orang-orang akan cenderung menghindarinya.
2. Berbicara at Bukan with Orang Lain
Alih-alih berdialog dua arah, mereka justru cenderung berbicara satu arah. Mereka menyampaikan ceramah daripada berdiskusi. Ini menunjukkan kurangnya minat untuk saling berbagi sudut pandang.
3. Kurang Fleksibel dan Menghakimi
Satu di antara kebiasaan yang melelahkan adalah ketidakfleksibelan mereka dalam membuat rencana. Mereka juga kerap mengeluarkan lelucon yang bertujuan menghina atau merendahkan orang lain. Ini merusak kepercayaan dan membuat orang lain menjaga jarak.
4. Mengabaikan Isyarat Sosial dan Terlalu Kepo
Mereka cenderung tidak peka terhadap isyarat sosial untuk mengakhiri percakapan. Mereka terus bertanya tentang urusan pribadi orang lain, meskipun orang itu merasa tidak nyaman. Ini membuat orang lain merasa seperti sedang diinterogasi.
5. Menolak Teknologi dan Meremehkan Pengalaman Lain
Kebiasaan ini sering membuat mereka sulit dihubungi karena menolak teknologi. Mereka juga sering mengabaikan pengalaman orang lain yang tidak sesuai dengan realitas mereka. Sikap meremehkan ini dapat memutus koneksi dan membuat orang lain merasa tidak dihargai.
6. Kurang Menghargai dan Terlalu Kritis
Mereka sering mengharapkan rasa hormat tanpa memberi balasan yang sama. Mereka juga sering mengkritik orang lain secara berlebihan dan bersikap negatif. Ini membuat hubungan terasa seperti sebuah kewajiban, bukan interaksi yang saling menguntungkan.
Kebiasaan-kebiasaan ini sering kali tidak disengaja, namun dapat menimbulkan jarak antar generasi. Hal ini disebabkan oleh pandangan hidup yang kaku dan enggan beradaptasi. Padahal, hubungan yang baik membutuhkan saling pengertian dan rasa hormat.
Mempertahankan pikiran terbuka dan kesediaan untuk berevolusi adalah kunci. Ini akan membantu mereka membangun hubungan yang lebih sehat dengan generasi muda. Terus belajar dan bersedia beradaptasi dapat membuat hidup menjadi lebih bermakna.