Harga Minyak Turun Usai OPEC+ Tingkatkan Produksi di Tengah Ancaman Pasokan Rusia

Harga minyak global mengalami penurunan di awal minggu, Senin (4/8), karena keputusan negara-negara anggota OPEC+ yang mengumumkan rencana untuk menaikkan produksi minyak sebesar 547 ribu barel per hari mulai bulan September.

Harga minyak mentah jenis Brent mengalami penurunan sebesar 0,62% menjadi US$ 69,24 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada pada posisi US$ 66,94 per barel. Kedua jenis minyak ini mengalami penurunan setelah masing-masing turun sekitar US$ 2 per barel pada penutupan perdagangan berjangka pada Jumat, 1 Agustus lalu.

OPEC+ pada hari Selasa, 3 Agustus lalu, memutuskan untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 547 ribu barel per hari. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya OPEC+ dalam memperkuat posisi pasar mereka, serta menghadapi kekhawatiran terkait gangguan pasokan energi dari Rusia.

OPEC+ menganggap bahwa perekonomian global sedang dalam keadaan yang cukup stabil, sehingga permintaan akan energi meningkat. Mereka juga memperhatikan bahwa persediaan atau cadangan minyak dunia saat ini sedang rendah.

Analis dari RBC Capital Markets, Helima Croft mengatakan bahwa kenaikan produksi minyak yang terjadi sejak April tidak mencapai target yang ditetapkan. Croft menambahkan bahwa sebagian besar peningkatan produksi berasal dari dua negara, yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

"Keputusan negara-negara yang memiliki kemampuan cadangan untuk menambah pasokan minyak pada musim ini tampaknya berhasil, karena harga minyak tetap stabil dan tidak turun jauh dari tingkat sebelum kebijakan penghapusan tarif diimplementasikan," kata Croft seperti dilaporkan oleh Reuters pada Senin (4/8).

Kendala Pasokan Minyak dari Rusia

Langkah yang diambil oleh OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak bertujuan menghadapi kekhawatiran terkait gangguan pasokan energi dari Rusia, dimulai dari peristiwa kebakaran pabrik di Sochi. Lokasi pabrik tersebut berada di Krasnodar atau wilayah selatan Rusia di tepi Laut Hitam dekat perbatasan dengan Georgia.

Rusia menyatakan bahwa kebakaran di kilang Sochi disebabkan oleh serangan pesawat tanpa awak atau drone Ukraina pada hari Minggu, malam tanggal 3 Agustus. Berdasarkan laporan BBC, Gubernur Wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratyev, mengungkapkan bahwa sisa-sisa drone menabrak tangki bahan bakar.

Ia menyebutkan bahwa sebanyak 127 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang kini telah berhasil dipadamkan. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sistem pertahanannya mampu menangkal 93 drone Ukraina sepanjang malam, dengan 60 di antaranya berada di wilayah Laut Hitam.

Rusia mengklaim serangan drone terhadap kilang di Sochi adalah salah satu dari beberapa serangan yang dilakukan Ukraina sepanjang akhir pekan. Pemerintah Ukraina belum memberikan respons terkait dugaan serangan tersebut.

Namun, Ukraina secara aktif menyerang infrastruktur energi Rusia sebagai bentuk tanggapan terhadap serangan berkelanjutan yang dilakukan Rusia terhadap jaringan energi mereka sepanjang perang berlangsung.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama