Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW 2025, Ini 5 Tradisi Unik yang Masih Dilestarikan di Indonesia

- Menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025, berbagai daerah di Indonesia bersiap menggelar tradisi khas yang telah diwariskan secara turun-temurun. Perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya menjadi momen religius, tetapi juga budaya yang mencerminkan keberagaman adat dan kearifan lokal.

Maulid Nabi atau peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Dilansir dari laman resmi kemenag.go.id, Maulid Nabi tahun 2025 jatuh pada tanggal 5 September atau 12 Rabiul Awal 1447 H.

Kelahiran Nabi Muhammad ini dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah manusia, terutama bagi umat Islam, karena beliau yang membawa risalah Islam yang menekankan tauhid, kasih sayang, keadilan, serta integritas moral. Berikut ini lima tradisi Maulid Nabi yang paling dikenal dan masih rutin digelar setiap tahunnya di berbagai wilayah Indonesia:

1. Tradisi Grebeg Maulud – Yogyakarta

Salah satu perayaan Maulid Nabi yang paling megah di Indonesia adalah Grebeg Maulud, yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta. Dalam tradisi ini, tujuh gunungan besar yang berisi hasil bumi seperti buah, sayur, dan makanan khas diarak dari keraton menuju tiga titik penting: Masjid Gede Kauman, Puro Pakualaman, dan Kantor Kepatihan.

Gunungan-gunungan ini melambangkan kemakmuran dan berkah. Setelah didoakan secara khidmat, warga akan berebut isi gunungan karena diyakini membawa keberuntungan.

2. Ancak Agung – Situbondo, Jawa Timur

Kabupaten Situbondo juga punya cara unik dalam merayakan Maulid Nabi lewat tradisi Ancak Agung. Kirab budaya ini menampilkan ancak wadah berisi makanan seperti nasi kebuli, kue tradisional, buah, bahkan perlengkapan rumah tangga yang dihias cantik.

Ancak-ancak ini diarak menuju alun-alun kota dan akhirnya diperebutkan oleh masyarakat. Warga percaya, membawa pulang isi ancak akan mendatangkan berkah dan rezeki.

3. Maudu Lampoa – Takalar, Sulawesi Selatan

Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Takalar, perayaan Maudu Lampoa atau Maulid Besar dilakukan di atas perahu yang dihias meriah dengan selendang warna-warni, ribuan telur, dan bahan makanan lokal.

 

Puncaknya adalah pembacaan Kitab Barzanji di sekitar gunungan berisi telur, kain khas, dan mukena. Setelah doa selesai, ribuan warga akan memperebutkan isi gunungan yang dianggap penuh berkah.

4. Endhog-Endhogan – Banyuwangi, Jawa Timur

Tradisi Endhog-Endhogan merupakan warisan budaya sejak 1926 yang berasal dari Banyuwangi. Warga akan menghias ribuan telur itik dan menusukkannya pada gedebog pisang (batang pisang), lalu mengaraknya keliling kampung sambil melantunkan shalawat.

Filosofi telur dalam tradisi ini menggambarkan tiga unsur penting dalam Islam: Islam, Iman, dan Ihsan. Endhog (telur) juga dipilih karena bebek identik dengan air, simbol umat Islam yang dekat dengan air wudhu dan selalu diarahkan ke jalan yang benar.

5. Keresan – Mojokerto, Jawa Timur

Tradisi Maulid Nabi yang tak kalah unik hadir dari Dusun Mangelo, Mojokerto, yaitu Tradisi Keresan. Warga menggantungkan hasil bumi seperti jagung, nanas, kelapa, serta kebutuhan pokok seperti pakaian, sandal, hingga jas hujan di pohon kersen (talok).

Setelah pembacaan doa bersama, warga bebas mengambil barang-barang yang telah digantung. Selain memperingati kelahiran Nabi, tradisi ini juga menjadi simbol solidaritas dan saling berbagi antarwarga. Itulah lima tradisi Maulid Nabi yang paling dikenal dan masih rutin digelar setiap tahunnya di berbagai wilayah Indonesia. (*)

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Comments