Jika Anda Berbicara pada Hewan Peliharaan Seperti Manusia, Ini 7 Ciri Kepribadian yang Anda Miliki

Apakah pernah terjadi Anda berbicara kepada hewan peliharaan Anda seakan-akan mereka adalah sahabat manusia?

Mungkin Anda memberikan saran kepada mereka, bertanya tentang perasaan mereka, atau bahkan meminta pendapat mereka mengenai keputusan yang penting.

Meskipun bagi beberapa orang terdengar tidak masuk akal, di dunia psikologi, tindakan ini justru menggambarkan sifat tertentu yang cukup menarik.

Dikutip dari Geediting pada Senin (4/8), berbicara kepada hewan peliharaan seperti berbicara dengan manusia bukan hanya kebiasaan yang menarik.

Ini merupakan bentuk komunikasi yang dikenal sebagai anthropomorphism, yakni kecenderungan manusia dalam memberikan ciri-ciri manusia kepada hewan, benda mati, atau bahkan ide-ide yang bersifat abstrak.

Berdasarkan pendapat para ahli psikologi, individu yang sering melakukan hal ini cenderung memiliki gabungan dari tujuh sifat kepribadian khas berikut:

1. Empati Tinggi

Banyak orang yang berbicara kepada hewan peliharaannya memiliki rasa empati yang sangat tinggi.

Mereka mampu memahami dan menghayati perasaan makhluk lain, meskipun makhluk tersebut tidak bisa berbicara dengan kata-kata.

Hubungan ini menggambarkan bahwa mereka peka terhadap tanda-tanda emosional yang tidak diucapkan, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau nada suara hewan.

Mengapa Hal Ini Terjadi? Para psikolog menyebutnya dengan istilah emotional attunement.

Otak seseorang yang empatik secara alami cenderung "mengisi kekosongan" dalam komunikasi dengan menganggap bahwa hewan peliharaan memiliki perasaan serupa dengan manusia. Hal ini bukan sekadar khayalan, tetapi merupakan bentuk kepekaan terhadap makhluk hidup lainnya.

2. Kecenderungan Perawatan (Insting Merawat)

Mengobrol dengan hewan juga menunjukkan kecenderungan alami untuk merawat atau memiliki rasa ibu yang kuat.

Baik laki-laki maupun perempuan, individu yang memiliki naluri merawat cenderung lebih mudah membangun ikatan emosional dengan hewan peliharaan.

Mereka menganggap hewan sebagai "anak" atau bagian dari keluarga yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

Studi Menunjukkan:

Penelitian mengungkapkan bahwa hormon oksitosin, yang kerap dikenal sebagai hormon cinta atau ikatan sosial, meningkat ketika seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan hewan peliharaannya.

3. Kecerdasan Sosial yang Tinggi

Kemampuan berkomunikasi dengan hewan dan "mengintegrasikan" mereka dalam percakapan manusia juga berasal dari tingkat kecerdasan sosial yang tinggi.

Orang yang memiliki kecerdasan sosial mampu memahami permainan sosial dan menciptakan hubungan, bahkan dengan makhluk yang tidak bisa berbicara.

Mereka memanfaatkan hewan sebagai "mitra sosial" dalam berbagai kondisi.

4. Kemampuan Kreatif dan Imajinasi yang Luar Biasa

Mengira bahwa kucing Anda memahami keluh kesah Anda atau anjing Anda menyetujui pendapat Anda menunjukkan adanya imajinasi yang kuat.

Para kreatif sering kali menggambarkan cerita, tokoh, dan percakapan dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk dalam interaksi dengan hewan.

Mereka mungkin menghasilkan suara atau "ciri khas" untuk hewan peliharaan mereka, bahkan berbicara seolah-olah hewan tersebut merespons percakapan.

Ini bukan tanda gangguan pikiran, melainkan metode otak yang kreatif dalam menghadapi dunia dengan penuh warna.

5. Kesepian atau Kebutuhan akan Hubungan Emosional

Psikologi juga menunjukkan bahwa berbicara kepada hewan peliharaan sering kali menjadi cara untuk mengatasi rasa kesepian atau memenuhi kebutuhan akan hubungan emosional yang tetap.

Hewan peliharaan menjadi pendengar yang setia, tidak pernah menghakimi, yang mampu memberikan ketenangan batin.

Meskipun rasa kesepian dapat menjadi faktor, hal tersebut justru membantu banyak orang dalam menjaga kesehatan mental mereka.

Kontak dengan hewan telah terbukti mengurangi rasa stres dan memperkuat perasaan dianggap.

6. Keterbukaan terhadap Pengalaman Baru (Openness to Experience)

Dalam teori kepribadian Big Five, seseorang yang sering berbicara kepada hewan peliharaan cenderung memiliki skor tinggi pada dimensi "Openness".

Mereka bersifat terbuka terhadap gagasan-gagasan baru, cenderung kreatif, dan menyukai penggalian emosional serta intelektual, termasuk berinteraksi dengan makhluk yang bukan manusia.

7. Kesadaran terhadap Detail Perasaan

Mengkomunikasikan diri dengan hewan melibatkan pemahaman terhadap ekspresi wajah yang kecil, perubahan gerakan ekor, atau suara halus seperti dengkuran atau gonggongan.

Orang yang terbiasa berkomunikasi dengan hewan biasanya memiliki ketajaman pengamatan terhadap aspek-aspek emosional yang sering kali tidak diperhatikan oleh orang lain.

Jadi, apakah Anda dianggap aneh jika berbicara dengan hewan?

Sama sekali tidak. Faktanya, psikologi menganggap hal ini sebagai tanda kecerdasan emosional, empati, serta kemampuan untuk menciptakan hubungan yang sehat.

Ini merupakan bagian dari upaya manusia dalam membentuk hubungan di lingkungan sosialnya—meskipun hal itu dilakukan dengan makhluk berbulu yang memiliki empat kaki.

Berbicara dengan hewan merupakan wujud kasih sayang yang alami, dan di baliknya terdapat sifat yang kaya akan perasaan, penuh empati, serta jiwa yang hangat.

***

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama