Mirisnya Kondisi Ayah Raya, Balita yang Meninggal dengan Tubuh Dipenuhi Cacing, Terungkap saat Dedi Mulyadi Menjenguknya

Kondisi ayah Raya, balita yang meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing ternyata sungguh miris. Hal itu terungkap saat Dedi Mulyadi menjenguknya.

Raya seorang balita berusia 4 tahun warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi meninggal dengan kondisi tubuh penuh cacing. Kepergiaan Raya yang sempat mendapat bantuan Yayasan Rumah Teduh itu menyedot perhatian dan viral di jagat maya.

Mirisnya kondisi ayah Raya, balita yang meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Kondisinya terungkap saat Dedi Mulyadi datang menjenguk.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi menyempatkan diri menjenguk Udin, ayah Raya, yang sedang dirawat di rumah sakit akibat penyakit bronkitis. Kehadirannya sekaligus menjadi wujud kepedulian dan upaya meluruskan kabar yang sebelumnya beredar mengenai kondisi orang tua almarhumah.

Mantan Bupati Purwakarta itu menegaskan kembali bahwa pernyataan terdahulu tentang ayah Raya yang disebut menderita TBC dan ibunya dikabarkan ODGJ, hanyalah berdasarkan keterangan awal dari tenaga medis.

“Saya klarifikasi ya, saya mengatakan waktu itu bahwa ibunya mengalami gangguan kejiwaan itu berdasarkan keterangan dari dokter yang menangani Raya, bilangnya ibunya ODGJ, bapaknya TBC,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari akun Instagram @dedimulyadi71.

Sesudah memperoleh keterangan langsung dari keluarga Raya, diketahui bahwa informasi tersebut ternyata tidak benar.

“Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah bapaknya penyakitnya bronkitis dan ibunya penyakitnya TBC dan normal,” imbuhnya.

Saat berbincang dengan pihak keluarga, Dedi turut menanyakan kondisi Raya menjelang wafat. Ia ingin tahu kapan terakhir kali balita tersebut mengalami sakit.

“Sakitnya dari kapan almarhum Raya?” tanya Dedi kepada buyut dari almarhum Raya.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan, terungkap bahwa sakit yang dialami Raya tergolong baru, dan dirinya sempat dibawa ke beberapa layanan kesehatan.

 

“Almarhum masih baru sakitnya, langsung dibawa ke Puskesmas ke sana kemari, ke rumah sakit,” kata pihak keluarga Raya.

Dedi turut menelusuri kebenaran kabar bahwa Raya sering bermain di kolong rumah hingga membuat telur cacing masuk ke dalam tubuhnya. Hal itu dibenarkan oleh pihak keluarga yang menyebutkan bahwa anak tersebut memang kerap merangkak ke berbagai sudut rumah.

Selain itu, keluarga juga mengungkapkan bahwa Raya terlahir prematur saat usia kandungan baru menginjak enam bulan.

“Ya namanya juga anak-anak, baru bisa merangkak usia 4 tahun,” ujar pihak keluarga.

“Masih merangkak, kan tadinya lahir prematur saat usia kandungan masih 6 bulan, masih mending lah bisa hidup juga,” katanya melanjutkan.

Keadaan lahir prematur tersebut sangat memengaruhi pertumbuhan fisik maupun mental Raya. Bahkan hingga usianya mencapai empat tahun, bocah itu masih belum bisa berbicara.

“Belum bisa bicara juga, belum bisa apa-apa akibat prematur itu. Bicara juga pakai bahasa isyarat,” ujarnya.

“Sering kalau ke Posyandu,” kata pihak keluarga.

Berita mengenai orang tua Raya yang dikabarkan mengalami gangguan kejiwaan sebelumnya sempat ramai diberitakan oleh sejumlah media nasional. Sementara itu, sang ayah disebut menderita penyakit tuberkulosis (TBC). Dengan kondisi orang tua yang demikian ditambah keterbatasan ekonomi, tumbuh kembang Raya ikut terhambat.

Ayahnya hanya bekerja serabutan sebagai petani dengan penghasilan pas-pasan, sekadar cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Lingkungan tempat tinggal yang kotor serta minimnya pengawasan membuat perkembangan Raya terhambat dan kesehatannya semakin memburuk.

 

Kisah meninggalnya Raya dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing sempat heboh di media sosial. Cacing-cacing itu bahkan masih dalam keadaan hidup ketika keluar dari hidung, saluran pembuangan, dan bagian tubuh lainnya.

Kabar tragis tentang Raya akhirnya terdengar juga oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Menanggapi peristiwa memilukan yang dialami warga Sukabumi tersebut, Dedi menjatuhkan sanksi berupa penundaan bantuan untuk desa terkait. (*)

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Comments