Pembaruan Tol Getaci Agustus 2025: Sawah Jadi Kampung Miliarder di Desa Talagasari Garut

Pembaruan Tol Getaci Agustus 2025: Sawah Jadi Kampung Miliarder di Desa Talagasari Garut

– Pembaruan Tol Getaci terkini pada Agustus 2025. Akibat proyek tol yang akan menjadi yang terpanjang di Indonesia, muncul kampung-kampung baru yang juga dikenal sebagai kampung miliarder. Lahan yang sebelumnya berupa persawahan kini berubah menjadi permukiman baru dengan bangunan-bangunan rumah yang masih terlihat baru.

Seperti yang terjadi di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, lahan persawahan yang luas kini berubah fungsi menjadi permukiman warga yang direlokasi karena lahannya terkena proyek Tol Getaci.

Namun sebaliknya, karena pembangunan jalan tol Getaci masih belum menunjukkan kejelasan, sementara pembayaran ganti rugi telah dilakukan, akibatnya muncul pula kampung-kampung yang ditinggalkan oleh penduduknya.

Seperti yang diketahui, hingga kini pembayaran ganti rugi proyek jalan tol ini masih berfokus pada Segmen Gedebage (Kota Bandung) sampai Kecamatan Banyuresmi (Kabupaten Garut), sesuai dengan penentuan lokasi (penlok) yang telah dikeluarkan oleh Pemprov Jabar.

Lahan yang terkena dampak di bagian ini terdapat di 45 desa/kelurahan, yaitu satu kelurahan di Gedebage (kota Bandung), 27 desa di Kabupaten Bandung, dan 17 desa di wilayah utara Kabupaten Garut.

Kampung Miliarder Baru

Mengutip dari video YouTube RAF Media, tayangan tersebut menampilkan kondisi kampung baru yang sebagian besar dihuni oleh warga yang lahan mereka tergusur akibat proyek Tol Getaci di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.

Saat memasuki gerbang Kampung Pataruman, terdapat dua gapura sederhana yang menjadi tanda batas wilayah kampung tersebut. Dari gapura sederhana itu saja sudah terlihat bangunan rumah mewah berlantai dua yang berdiri kokoh. Pembangunannya hanya tinggal bagian halaman yang masih berumput dan belum dikelilingi pagar.

Di seberang jalan desa, terdapat bangunan yang cukup luas dengan pagar yang panjang dan tampak masih baru serta sudah ditempati.

Sebelumnya, posisi kedua bangunan rumah baru tersebut berupa lahan persawahan. Namun kini sebagian dari wilayah tersebut telah berubah menjadi sebuah kampung baru yang juga dikenal sebagai kampung miliarder, karena berdirinya bangunan-bangunan baru yang dihuni oleh warga Desa Talagasari yang lahannya tergusur oleh proyek Tol Getaci.

Dalam pernyataannya juga disampaikan bahwa Kampung Pataruman memang sebelumnya telah disiapkan sebagai lokasi relokasi bagi warga Desa Talagasari yang lahan mereka terkena dampak proyek jalan tol tersebut.

Saat memasuki jalur sempit yang lebih dalam, terlihat bangunan-bangunan rumah baru yang semakin meningkat jumlahnya. Beberapa di antaranya telah ditempati, tetapi ada juga beberapa bangunan yang tampak belum ditempati dan sebagian lainnya masih dalam proses pembangunan.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari kanal YouTube Sawah Ndeso, pembayaran kompensasi proyek Tol Getaci di Desa Talagasari telah dilakukan pada 26 hingga 28 Juni 2024, termasuk di Kampung Lunjuk Girang.

Salah satu kompensasi terbesar di Desa Talagasari mencapai Rp 16 miliar untuk lahan pertanian yang luas di sebelah Jalan Raya Bandung-Garut. Pemilik lahan lainnya, seperti Haji Sobarna, saat itu mendapatkan uang pengganti sekitar Rp 5,4 miliar sebagai ganti lahan sawah seluas sekitar 6000 meter persegi.

Membuat kedua warga tersebut menjadi miliarder baru dari hasil pembayaran kompensasi atas lahan mereka yang tergusur.

Jumlah pembayaran UGR di Desa Talagasari pada masa itu berkisar antara yang terkecil sebesar Rp 400.000 hingga Rp 700.000, sedangkan yang terbesar mencapai Rp 16 miliar.

Dampak dari pembangunan Tol Getaci tidak hanya menghasilkan kampung-kampung baru, tetapi juga menyisakan kampung-kampung yang sepi dan hampa, yang suasana malam harinya sangat menakutkan serta sama sekali gelap tanpa penerangan.

Itu juga yang terjadi di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, khususnya Kampung Lunjuk Girang, yang kini hanyalah sebuah kisah dan kenangan masa lalu. Pembebasan lahan untuk proyek Tol Getaci telah mengubah kampung ini menjadi seperti kampung yang sudah tidak berpenghuni karena penduduknya telah meninggalkannya.

Desa ini berada di tepi Jalan Raya Bandung-Garut, Kecamatan Kadungora, yaitu di seberang rumah makan Mergosari, Desa Talagasari. Ketika memasuki Kampung Lunjuk Girang, terlihat bangunan besar bekas pabrik es batu yang kini sepi dan tidak lagi beroperasi.

Di seberangnya terdapat sisa bangunan rumah makan dua lantai yang tampak memudar dan sebagian kusennya telah hilang. Ketika memasuki perkampungan yang dulu ramai penduduk, kini sunyi tanpa tawa dan canda. Yang tersisa hanyalah bangunan-bangunan tembok tanpa atap dan kusen.

Saat malam tiba, desa tersebut terlihat gelap dan hanya menerima penerangan dari lampu jalan yang berada di Jalan Raya Bandung-Garut.

Mungkin sebagian warga yang telah menerima uang kompensasi pindah dan membangun rumah baru di Kampung Pataruman.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama