24 Jam Terakhir, Gunung Lewotobi Laki-laki Diguncang 2 Gempa Guguran dan 3 Gempa Hembusan

24 Jam Terakhir, Gunung Lewotobi Laki-laki Diguncang 2 Gempa Guguran dan 3 Gempa Hembusan

, LEWOTOBI -Petugas Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolli Sorywutun, dari Kabupaten Flores Timur, NTT, memberikan laporan mengenai aktivitas gunung berapi tersebut selama 24 jam terakhir periode 00:00-24:00 Wita, Rabu (6/8/2025).

Saat ini tingkat status gunung adalah IV atau AWAS.

Gunung Berapi Lewotobi Laki-laki berada di Kabupaten Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur terletak pada koordinat geografis dengan lintang -8.5389°LU dan bujur 122.7682°BT serta memiliki ketinggian 1584 meter di atas permukaan laut.

Yohanes dalam laporan yang disampaikannya menyebutkan bahwa berdasarkan pengamatan visual, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II. Terlihat asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal, dengan ketinggian sekitar 50-1000 meter dari puncak.

 

Cuaca cerah sampai berawan, angin lemahhinggasedang menuju arah utara, timur laut, barat daya, dan barat.

"Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang dari arah utara, timur laut, barat daya, dan barat. Suhu udara sekitar 19-24°C," kata Yohanes yang dikutip dari situs magma.esdm.id pada Kamis, 7 Agustus 2025.

Ia menyampaikan berdasarkan pengamatan gempa di Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi 2 kali gempa guguran dengan amplitudo 4,4 mm dan durasi gempa antara 22-28 detik.

Tiga kali gempa Hembusan dengan amplitudo berkisar antara 2,9 hingga 11 mm, serta durasi gempa mencapai 31 hingga 42 detik.

17 kali gempa getar tidak harmonis dengan amplitudo 4,4-11 mm, serta durasi gempa berkisar antara 64-154 detik.

17 kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo berkisar antara 3,7 hingga 14,8 mm, serta durasi gempa mencapai 17 hingga 28 detik.

10 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo berkisar antara 2,9 hingga 14,8 mm, selisih S-P antara 0,8 hingga 2,4 detik, serta durasi gempa sekitar 8 hingga 19 detik.

Tujuh kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo berkisar antara 4,4 hingga 11 mm, selisih waktu S-P antara 4,1 hingga 4,6 detik, serta durasi gempa mencapai 24 hingga 33 detik.

Tujuh kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo berkisar antara 3,7 hingga 29,6 mm, selisih waktu S-P antara 11,5 hingga 52,7 detik, serta durasi gempa mencapai 40 hingga 160 detik.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau Pemerintah Kabupaten Flores Timur agar memastikan tidak ada warga yang masih berada di Wilayah Rentan Bencana (KRB) Gunung Lewotobi Laki-laki.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan Gunung Lewotobi mengalami letusan besar pada Jumat (1/7/2025) dan Sabtu (2/7/2025).

Meski tidak menyebabkan korban jiwa, masih ada warga Desa Boru yang belum memindahkan diri dari daerah yang berisiko.

"Harap Bupati Flores Timur mengingatkan kembali kepada warga bahwa gunung ini terus meletus, sudah tidak aman," ujar Suharyanto melalui pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (3/8/2025) dilaporkan Senin (4/8/2025).

"Maka seluruh warga harus meninggalkan kawasan KRB, jangan lagi ada masyarakat yang kembali ke desa asalnya," tegasnya.

Berdasarkan informasi Suharyanto, pembangunan rumah sementara (huntara) tahap III masih terus berlangsung. Dari total 100 kepala keluarga huntara yang direncanakan, sebanyak 68 kepala keluarga telah selesai dibangun.

Ia berharap seluruh pengungsi yang masih tinggal di tenda dapat mulai tinggal di huntara tahap III pada pertengahan Agustus 2025.

Selanjutnya, Suharyanto mengajak masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan dalam jarak 6 kilometer dari pusat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, serta wilayah barat daya dan timur laut hingga jarak 7 kilometer.

"Masyarakat diminta tetap tenang dan mematuhi petunjuk dari pemerintah setempat. Jangan mudah percaya terhadap berita-berita yang sumbernya tidak jelas," tutupnya.

Tinggi Kolom 18.000 Meter

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur meletus pada dini hari tadi, Sabtu 2 Agustus 2025.

Ketinggian kolom abu mencapai 18.000 meter. Saat ini, Gunung Lewotobi berada pada tingkat aktivitas IV atau Awas.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada hari Sabtu, 02 Agustus 2025, pukul 01:05 WITA. Ketinggian kolom letusan terlihat sekitar 18.000 meter di atas puncak (sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut), kata Petugas Posmat Gunung Lewotobi, Emanuel Rofinus Bere, seperti dikutip dari situs magma.esdm.go.id pada pagi hari Sabtu.

Ia mengatakan kolom abu terlihat berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas yang tebal ke arah barat daya, barat, dan barat laut.

Tinggi Kolom 10 KM

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus secara besar atau eksplosif pada Jumat (01/08/25) pukul 20.48 Wita.

Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki yang berada di Desa Pululera, berjarak 7 kilometer dari gunung tersebut, melaporkan tinggi kolom abu mencapai 10 kilometer di atas puncak kawah.

"Erupsi memiliki amplitudo tertinggi 47,3 mm dan berlangsung selama 3 menit 40 detik," kata Kepala Pos PGA, Herman Yosef Mboro.

Nampak Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, gunung Level IV (Awas) terlihat menyala. Api menyebar hampir ke seluruh bagian lereng gunung di sisi barat. Desa Boru berada di sisi barat dari gunung berapi stratovolkanik yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut.

Seperti sebelumnya, letusan kali ini juga diikuti oleh gempa panjang. Beberapa desa di sekitarnya, seperti Desa Boru dan Desa Pululera, terkena hujan abu dan batu kerikil.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam jarak maksimum 7 kilometer agar terhindar dari lemparan batu dan aliran awan panas.

Desa-desa yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) seperti Dulipali, Hokeng Jaya, Klatanlo, Nawokote, Podor, dan Kampung Baru masih dalam kondisi mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada korban yang berada di wilayah KRB.

Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam Status Level IV (Awas) dengan rekomendasi:

Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki serta pengunjung atau wisatawan tidak melakukan kegiatan apa pun dalam jarak 6 Km dan wilayah Barat Daya - Timur Laut sejauh 7 Km dari pusat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.

 

Masyarakat diminta tetap tenang dan mematuhi petunjuk dari Pemda serta tidak percaya terhadap berita-berita yang sumbernya tidak jelas.

Masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki waspada terhadap risiko banjir lahar akibat hujan deras di sungai-sungai yang bermuara di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, khususnya wilayah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Masyarakat yang terkena hujan abu dari Gunung Lewotobi Laki-laki, menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk mencegah bahaya abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.

Pemerintah Daerah secara terus-menerus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi yang berlokasi di Bandung.

Badan Vulkanologi dan Pencegahan Bencana Geologi akan terus bekerja sama dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur serta Satlak PB setempat dalam menyampaikan data mengenai aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.

Naik Signifikan

Sebelum letusan eksplosif Gunung Leowotobi Laki-laki pada pukul 20.48 Wita, Jumat (1/8/2025), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik serta terjadi kenaikan Non-Harmonik sejak pukul 18.00 Wita.

PVMBG melalui Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan laporan mengenai perkembangan aktivitas gunung tersebut pada Jumat (1/8/2025), di mana gunung berapi terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas yang tebal.

Terlihat asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang mengarah ke utara, timur laut, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-26°C.

Data gempa pada tanggal 30-31 Juli 2025 hingga pukul 06.00 WITA adalah, 1 kali gempa tektonik, 19 kali gempa tremor non-harmonik, 1 kali gempa frekuensi rendah, 1 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, dan 3 kali gempa tektonik jauh.

Asap tebal berwarna putih terlihat muncul dari beberapa titik di permukaan kawah atau lereng puncak, yang kemungkinan besar berasal dari uap air dan gas vulkanik seperti belerang. Permukaan kawah tampak didominasi oleh batuan berwarna abu-abu tua akibat letusan sebelumnya, dengan beberapa area menunjukkan warna coklat hingga merah yang mengindikasikan adanya material panas atau perubahan warna karena proses oksidasi.

Pada malam hari, terlihat cahaya merah di sekitar puncak gunung, yang menunjukkan adanya bahan panas atau menyala dekat kawah. Berdasarkan pengamatan visual, asap tebal yang keluar dari kawah sebagian besar terdiri dari uap air, mengindikasikan suhu tinggi di area puncak.

Risko Letusan Eksplosif dan Efusif

Data gempa menunjukkan peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik pada tanggal 1 Agustus 2025 sejak pukul 18.00 Wita, dengan terjadinya kenaikan Non-Harmonik. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas magma masih kuat, berada di kedalaman dangkal dekat permukaan. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi erupsi, baik secara eksplosif maupun efusif. Selain itu, aliran magma terus terpantau bergerak dari kedalaman ke permukaan. Keadaan ini perlu diwaspadai karena bisa memicu perubahan aktivitas yang tiba-tiba.

Data deformasi menunjukkan bahwa hasil pemantauan Global Navigation Satellite System (GNSS) masih mencatat pola penurunan yang terjadi selama lima hari terakhir, menunjukkan adanya perpindahan magma dari lapisan dalam ke area yang lebih dangkal. Bukti ini diperkuat oleh tren penurunan data tiltmeter selama periode yang sama, di mana lokasi tiltmeter berada lebih dekat ke kawah, yaitu sekitar 4 km radius, dibandingkan dengan stasiun GNSS yang berjarak sekitar 6,5 km dari kawah.

Gabungan dua data deformasi ini menunjukkan adanya kenaikan tekanan di dalam konduit yang kaya akan gas, serta terjadinya perpindahan magma dari lapisan dangkal ke permukaan yang berpotensi menyebabkan letusan meledak.

Berdasarkan hasil analisis visual dan instrumen, aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki tetap ditetapkan pada Level IV (Awas) dengan rekomendasi sebagai berikut:

Masyarakat dan para pengunjung dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan dalam jarak 6 km dan wilayah barat daya - timur laut sejauh 7 km dari titik letusan, serta tetap tenang dan mematuhi petunjuk dari pemerintah setempat. Masyarakat juga diminta agar tidak percaya pada informasi yang sumbernya tidak jelas.

Masyarakat di sekitar daerah yang rentan bencana diminta untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar jika terjadi hujan deras, khususnya di wilayah aliran sungai yang bermuara di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen. Penduduk yang terkena dampak hujan abu disarankan memakai masker atau alat penutup hidung dan mulut guna melindungi saluran pernapasan.

Pemerintah daerah diharapkan tetap bekerja sama dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki yang berada di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi. Data terbaru mengenai aktivitas gunung berapi bisa dilihat melalui situs resmi Magma Indonesia maupun akun media sosial resmi Badan Geologi.

Lapor Setiap 6 Jam

Pemain PGA Lewotobi Laki-laki dari Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, beberapa waktu terakhir ini rutin memberikan peringatan. Laporan dibuat dan kemudian disebarluaskan melalui grup WhatsApp dan Facebook.

Selain itu, PGA tidak pernah melewatkan pelaporan mengenai aktivitas gempa setiap 6-12 jam. Lewotobi Laki-laki berada pada Level IV (Awas) dengan kemungkinan terjadinya letusan eksplosif kapan saja.

Pengamatan wartawan di Dusun Kampung Baru, Senin (04/08/25) siang, menunjukkan sejumlah pengusaha di Pasar Boru lama masih beroperasi dengan membuka kios, tempat foto copy, warung makan, serta lapak penjualan BBM eceran. Setiap sudut daerah tersebut tertutup oleh abu vulkanik. Kondisi lingkungan saat ini tidak sehat.

Setiap hari Senin memang menjadi hari pasar di kawasan tersebut, meskipun lokasi pasar berpindah ke Dusun Kelobong, Desa Boru, setelah bencana besar Lewotobi Laki-laki pada 3 November lalu.

Selain warga yang memiliki usaha, pelayanan di Puskesmas Boru berjalan lancar meskipun berada dalam status Level IV (Awas) Lewotobi Laki-laki. Pusat kesehatan masyarakat untuk 11 desa tersebut juga tercatat dalam peta KRB.

Lalu lintas kendaraan yang datang dari berbagai arah terlihat padat. Desa Boru tertutup oleh abu vulkanik dengan ketebalan 3-4 sentimeter. Berada di lokasi ini berisiko mengalami gangguan pernapasan. (sumber: vsi.esdm.go.id/kgg)

Berita Lainnya di Berita Google

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم