
JABEJABE.CO - Telkom Indonesia (TLKM) tetap menjadi salah satu saham unggulan di Bursa Efek Indonesia. Pertanyaannya: apakah TLKM cocok untuk jangka panjang? Untuk menjawabnya, mari kita analisis dari strategi bisnis, kekuatan pasar, kualitas fundamental, hingga prospek dividen.
Transformasi Besar Melalui Integrasi FMC
Telkom melakukan langkah strategis dengan memindahkan layanan IndiHome ke Telkomsel. Integrasi ini dikenal dengan istilah Fixed Mobile Convergence (FMC).
Telkomsel dalam keterangan resmi menyebut:
“Telkom and Telkomsel have signed a Conditional Spin-off Agreement (CSA) to spin off and integrate IndiHome into Telkomsel.”
Langkah ini membuat Telkomsel menjadi pusat bisnis B2C, sedangkan Telkom fokus pada B2B seperti data center, infrastruktur, dan layanan enterprise.
Seorang analis pasar modal di X (Twitter) menegaskan:
“FMC bukan sekadar restrukturisasi, ini strategi memperkuat ARPU dan menekan biaya capex jangka panjang.”
Integrasi ini menempatkan Telkom dalam posisi lebih efisien, dengan segmentasi bisnis yang lebih jelas dan potensi margin lebih sehat.
Dominasi IndiHome dan Moat Pasar
IndiHome memiliki pangsa pasar terbesar di fixed broadband Indonesia. Dalam rilis resmi disebutkan:
“IndiHome has a 75.2% market share in Indonesia.”
Pangsa pasar besar ini menjadi keunggulan kompetitif (moat) yang sulit disaingi. Dengan basis pelanggan jutaan rumah tangga, potensi monetisasi melalui layanan tambahan (OTT, hiburan, smart home) terbuka lebar.
Seorang praktisi telekomunikasi menulis di LinkedIn:
“Dominasi IndiHome bukan hanya soal jumlah pelanggan, tetapi soal data yang bisa dikembangkan ke layanan digital baru.”
Fundamental dan Kekuatan Neraca
Dari sisi fundamental, Telkom menunjukkan kualitas keuangan yang solid. PEFINDO memberikan peringkat tertinggi:
“Corporate Rating/Outlook id AAA Stable Updated on 9 Apr 2025.”
Peringkat ini menandakan risiko kredit yang sangat rendah. Investor jangka panjang bisa merasa aman dengan stabilitas neraca perusahaan.
Selain itu, profil perusahaan di laporan resmi menyebut:
“PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk is an Indonesia-based telecommunication company.”
Hal ini menunjukkan skala besar TLKM sebagai backbone telekomunikasi nasional.
Kebijakan Dividen Konsisten
Salah satu daya tarik utama TLKM adalah dividen. Kebijakan perusahaan menyatakan:
“we have a dividend pay out policy … payout ratio ranging from 60% to 90%.”
Dengan payout ratio tinggi, investor jangka panjang mendapat kepastian arus kas tahunan. Yield TLKM selama ini konsisten menarik dibanding banyak saham lain di indeks LQ45.
Valuasi dan Pandangan Analis
Beberapa analis menilai TLKM masih undervalued. Dalam laporan terbaru disebutkan:
“Maintain BUY with TP of IDR 3,500.”
Target harga ini memberi ruang upside menarik.
Seorang investor senior di komunitas saham menulis di Instagram:
“Bagi horizon jangka panjang, TLKM itu kombinasi defensif dan growth play. Dividen aman, plus peluang data center & AI.”
Apakah saham TLKM cocok untuk jangka panjang? Jawabannya: ya, dengan catatan. TLKM punya:
-
Transformasi FMC yang memperjelas fokus bisnis,
-
Dominasi IndiHome di fixed broadband,
-
Fundamental kuat dengan rating kredit tertinggi,
-
Kebijakan dividen konsisten,
-
Prospek pertumbuhan di data center dan digital services.
Risiko tetap ada: kompetisi ketat di seluler, potensi penurunan ARPU, serta kebutuhan capex besar untuk 5G. Namun secara keseluruhan, TLKM sangat layak dipertimbangkan sebagai bagian portofolio jangka panjang.***