Benarkah Ompreng untuk Program MBG Mengandung Minyak Babi?

Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pengecekan mendalam terkait dugaan ompreng atau food tray Makan Bergizi Gratis (MBG) mengandung bahan-bahan berbahaya, termasuk salah satunya minyak babi. Ompreng tersebut diimpor dari Chaoshan, Cina.

"Sedang check and recheck (diperiksa kembali)," kata Kepala BGN Dadan Hindayana saat dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (6/8) dikutip dari Antara.

Ompreng adalah wadah atau kotak makanan yang terbuat dari plastik atau stainless steel. Pada program MBG, ompreng yang digunakan biasanya berbentuk tempat makan bersekat dan berbahan stainless steel.

Dadan juga menyatakan pihaknya selama ini belum pernah melakukan pengadaan ompreng untuk Program MBG. "BGN 'kan belum pernah mengadakan," ucapnya.

Sebelumnya, beredar di media sosial laporan dari Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China. Produsen ompreng di wilayah tersebut diduga merupakan importir ompreng untuk Program MBG di Indonesia.

 Dalam laporan tersebut tim Indonesia Business Post melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk salah satunya diduga untuk Program MBG di Indonesia.

Laporan tersebut mengklaim penemuan dugaan praktik pemalsuan label "Made in Indonesia" dan logo SNI pada ompreng yang sebenarnya diproduksi di Cina. Penggunaan ompreng tipe 201 yang diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam.

Selain itu ditemukan indikasi adanya penggunaan minyak babi atau lard dalam ompreng yang diproduksi.

Telah Disertifikasi BSN

Namun demikian sebelumnya Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyatakan telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang wadah bersekat (food tray) dari baja tahan karat untuk makanan guna mendukung Program MBG.

"Standar ini kami tetapkan pada 18 Juni 2025 melalui Keputusan Kepala BSN Nomor 182/KEP/BSN/6/2025. Ini merupakan standar baru hasil pengembangan sendiri yang disusun oleh Komite Teknis 77-02, Produk Logam Hilir," kata Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo.

"Dengan standar ini kami ingin memastikan bahwa food tray yang digunakan dalam Program MBG aman digunakan, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya. Ini juga mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan makan yang berkualitas," kata Hendro.

Dia menyebut penetapan itu menjadi langkah strategis untuk memastikan peralatan makan yang digunakan dalam Program MBG memenuhi aspek mutu, keamanan, dan kesehatan.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم

Comments