- Pagi ini, jenazah Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto akan diangkut dengan pesawat Hercules ke Malang, Senin (4/8/2025).
Rencana penguburan Marsma Fajar Adriyanto akan dilakukan di Probolinggo, Jawa Timur.
Juga diketahui kondisi kopilot Roni Ahmad yang terbang bersama Marsma Fajar Adriyanto.
Letnan Marsda TNI Fajar Adriyanto gugur akibat kecelakaan pesawat latih sipil di Ciampea, Bogor, pada hari Minggu pagi, 3 Agustus 2025.
Almarhum berperan sebagai pilot dalam latihan profesional bersama Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB.
Kira-kira pukul 09.19 WIB, pesawat menghilang dari radar dan ditemukan jatuh di dekat TPU Astana, Desa Benteng, Ciampea.
Sosok mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) dengan pangkat Komisaris Jenderal (Purn) Nanan Soekarna menyampaikan bahwa dirinya pernah diajak terbang oleh almarhum, tetapi tidak jadi ikut karena ada kegiatan lain.
"Kemarin mengajak kami terbang di Bandung, minggu lalu juga di Bandung. Hari ini memang di Bogor, namun kami memiliki kegiatan otomotif lain," kata Nanan saat berkunjung ke rumah duka, Komplek TNI AU Pancoran, Jakarta Selatan.

Nanan Soekarna, yang menjabat sebagai Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia pada tahun 2011 hingga 2013, juga terkenal memiliki minat dalam olahraga penerbangan.
Ia tercatat sebagai anggota aktif Indonesia Flying Club (IFC), komunitas penerbang sipil yang secara rutin mengadakan kegiatan edukasi dan rekreasi di berbagai wilayah.
Marsma Fajar terkenal sebagai pelatih penerbangan olahraga yang aktif dalam membina komunitas sipil dari berbagai instansi.
"Ya, saya dari kepolisian, sedangkan dia dari AURI. Tapi kami memiliki hobi yang sama: dunia penerbangan. Dia adalah pilot tempur, sementara kami pilot olahraga. Kami sering belajar bersama, dan dia menjadi instruktur kami dalam penerbangan olahraga," kata Nanan.
"Beliau juga yang selalu memberi semangat kepada kami, para penerbang sipil, untuk bersama-sama memperjuangkan kejayaan nautika. Ia sangat konsisten—setiap akhir pekan pasti terbang. Beliau yang paling tekun," tambahnya.
Diketahui, mobil ambulans berjenis Toyota Alphard berwarna putih dengan plat nomor B 1088 SHH yang mengangkut jenazah Fajar tiba sekitar pukul 15.20 WIB, Minggu (3/8/2025).
Kemudian, sejumlah anggota TNI terlihat menurunkan peti jenazah dan meletakkannya di rumah duka.
Kedatangan jenazah Marsma TNI Fajar Adriyanto yang dimasukkan ke dalam peti berwarna putih disambut oleh para pelayat.
Letnan Jenderal (Lettjen) TNI merupakan pangkat perwira tinggi dalam TNI Angkatan Udara yang setara dengan satu bintang.
Terlihat salah satu anggota keluarga menangis ketika turun dari mobil ambulans.
Anak bungsu Marsma TNI Fajar Adriyanto, Akmal Fadhilah Randy Kusuma menangis saat berpelukan dengan ibunya di rumah duka Komplek TNI AU Pancoran, Jakarta Selatan, pada hari Minggu (3/8/2025).
Akmal Fadhilah Randy Kusuma, anak bungsu Marsma TNI Fajar Adriyanto, tiba di rumah duka sekitar pukul 17.49 WIB.
Mengenakan kemeja coklat dan tas selempang hitam, ia langsung memeluk ibunya, Dewi Kurnia, yang menjemputnya di depan rumah.
Saat yang menyentuh tersebut dihadiri oleh kerabat dan anggota TNI AU yang datang untuk melayat. Dewi menangis sambil memeluk putranya erat, kemudian masuk ke dalam rumah.
Akmal diketahui baru tiba dari luar kota, tempat ia menempuh pendidikan tinggi.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja Bogor pukul 09.08 WIB dalam rangka latihan keahlian penerbangan olahraga udara.
"Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami gangguan komunikasi dan ditemukan jatuh di dekat TPU Astana. Kedua kru segera dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar meninggal setelah tiba di rumah sakit," kata Nyoman saat dimintai konfirmasi.
Latihan ini merupakan bagian dari pelatihan kemampuan anggota FASI, organisasi olahraga udara nasional yang berada di bawah pengawasan TNI AU. Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) dengan nomor SIT/1484/VIII/2025 dan telah dinyatakan layak terbang.
"Angkatan Udara TNI bersama pihak terkait telah melakukan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai aturan," tambah Nyoman.
Kondisi Penerbang Roni
Sementara itu, Penerbang Roni dilaporkan telah pulih setelah mengalami kecelakaan pesawat latihan bersama Marsma TNI Fajar Adriyanto di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pratama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana menyatakan keadaan Roni mulai membaik meskipun masih belum mampu berbicara.
"Kapten Roni hingga kini telah sadar, tetapi belum dapat diajak berbicara," kata Suadnyana saat berkunjung ke rumah duka Marsma Fajar di Kompleks TNI Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan, pada sore hari Minggu.
Roni, yang bertugas sebagai co-pilot dalam penerbangan tersebut, saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSAU dr M Hasan Toto, Kemang, Kabupaten Bogor.
Pada kejadian tersebut, Marsma Fajar yang sedang mengemudikan pesawat dinyatakan meninggal dunia segera setelah tiba di rumah sakit.
Menurut Suadnyana, Roni adalah seorang penerbang profesional yang menjadi anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dan secara teratur mengikuti latihan penerbangan.
"Saudara Roni adalah pilot FASI dan instruktur, keduanya melakukan penerbangan tersebut sebagai bagian dari latihan profesional yang biasanya kami lakukan selama beberapa jam," jelasnya.(/Wartakota/Tribunnews.com)
Akses diGoogle News atau WhatsApp Channel . Pastikan para pengguna Tribun sudah menginstal aplikasi WhatsApp.