Kulit Bergelombang? Ini Perbedaan Lipedema dan Selulit

Sekilas, lipedema dan selulitsering dianggap sama. Keduanya sama-sama menyebabkan permukaan kulit terlihat berombak, tidak rata, dan terkadang membuat seseorang merasa kurang percaya diri. Namun, di balik penampilan yang serupa, keduanya sebenarnya sangat berbeda.

Selulit adalah masalah estetika. Timbulnya tonjolan kecil pada kulit—biasanya di paha, pantat, atau perut—tidak berkaitan dengan kondisi kesehatan yang berbahaya. Selulit sering dialami oleh siapa saja, terutama wanita, dan tidak menyebabkan nyeri atau gangguan fisik.

Berbeda dengan selulit, lipedema bukan hanya masalah penampilan. Ini merupakan kondisi medis yang dapat berkembang secara perlahan. Seseorang yang menderita lipedema mengalami penumpukan lemak yang tidak normal, umumnya terjadi di daerah pinggul, paha, hingga betis. Seiring berjalannya waktu, lipedema dapat menyebabkan rasa sakit, membuat kaki terasa berat, memengaruhi cara berjalan, serta mengurangi kemampuan bergerak. Terkadang, orang yang mengidap lipedema juga merasakan nyeri meskipun hanya tersentuh secara ringan di area yang terkena.

Untuk menghindari kesalahpahaman, penting untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana membedakan antara lipedema dan selulit, termasuk tanda-tanda yang muncul, penyebabnya, serta cara pengobatannya. Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Makna selulit dan lipedema

Selulit

Selulit merupakan kondisi estetika yang umum, ditandai dengan penampilan kulit yang berlubang-lubang atau berbintil-bintil, sering digambarkan memiliki permukaan seperti kulit jeruk.

Selulit bukan merupakan kondisi medis, tetapi merupakan variasi alami dalam cara tubuh menyimpan lemak di bawah permukaan kulit.

Kondisi ini sering terjadi, memengaruhi sekitar 80–90 persen perempuan setelah masa pubertas hingga tingkat tertentu. Laki-laki jarang mengalaminya, dengan angka kejadian di bawah 10 persen.

Lipedema

Lipedema merupakan kondisi yang bersifat menetap, ditandai dengan penumpukan lemak yang seimbang, khususnya pada bagian kaki.

Situasi ini diperkirakan memengaruhi satu dari 72.000 orang dan 11 persen perempuan, namun kondisi ini sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup karena lipedema bisa salah diidentifikasi sebagai obesitas atau limfedema (penumpukan cairan limfa dalam jaringan yang menyebabkan pembengkakan).

Lipedema dibagi menjadi berbagai jenis tergantung pada area tubuh yang terkena. Beberapa jenis dapat memengaruhi seseorang secara bersamaan. Contohnya, tipe II dan IV atau tipe III dan IV adalah kombinasi yang sering terjadi.

  • Tipe 1:Pembagian lemak dari area perut menuju pinggul, termasuk daerah panggul, paha, dan bokong.

  • Tipe II:Pembagian lemak dari panggul menuju lutut.

  • Tipe III:Pembagian lemak dari pinggul hingga pergelangan kaki.

  • Tipe IV:Pembagian lemak dari bahu hingga pergelangan tangan.

  • Tipe V:Pembagian lemak dari area bawah lutut menuju pergelangan kaki.

2. Perbedaan penyebab dari lipedema dan selulit

Selulit

Selulit sangat umum terjadi dan bisa memengaruhi siapa saja, baik itu dengan berat badan atau bentuk tubuh apa pun. Selain itu, penampakan selulit bisa sangat bervariasi antar individu.

Sebagai contoh, seseorang mungkin menunjukkan tonjolan dan lekuk kecil yang sangat halus dan hampir tidak terlihat, sedangkan orang lain mungkin memiliki area lemak yang dalam dan jelas terlihat. Terdapat beberapa kemungkinan penyebab selulit, antara lain:

  • Pola makan.
  • Genetik.
  • Kehamilan.
  • Gaya hidup sedenter.
  • Hormon.
  • Kenaikan berat badan.

Selulit tidak membahayakan kesehatan, dan sebagian besar dokter melihat selulit sebagai kondisi yang wajar bagi kebanyakan orang.

Lipedema

Penyebab pasti dari lipedema masih belum sepenuhnya diketahui, namun dianggap muncul akibat gabungan dari faktor genetik, hormonal, dan pembuluh darah.

Predisposisi genetik memiliki peran yang signifikan, karena lipedema sering ditemukan dalam keluarga. Riwayat keluarga positif telah tercatat pada 60–80 persen kasus. Penelitian menunjukkan bahwa lipedema bisa diturunkan melalui cara yang hanya membutuhkan satu salinan gen tertentu yang mengalami mutasi, namun tidak semua orang yang mewarisi gen tersebut pasti mengalami lipedema.

Faktor hormon juga berperan dalam munculnya dan berkembangnya lipedema karena kondisi ini terutama menyerang wanita dan biasanya muncul atau memburuk selama masa perubahan hormon, seperti masa remaja, kehamilan, atau menopause.

Faktor vaskular juga berperan dalam perkembangan lipedema. Terdapat bukti adanya mikroangiopati (gangguan pada pembuluh darah kecil) pada penderita, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan akhirnya menyebabkan penumpukan lemak di jaringan. Gangguan pada sistem vaskular ini dapat memicu rasa nyeri, nyeri tekan, serta mudah memar yang sering dirasakan oleh pasien lipedema.

Faktor-faktor risiko yang telah diketahui terkait lipedema meliputi:

  • Jenis kelamin perempuan.
  • Riwayat lipedema dalam keluarga.
  • Nilai indeks massa tubuh (IMT) melebihi 35.

3. Perbedaan gejala antara lipedema dan selulit

Selulit

Gejala utama selulit adalah kulit yang terlihat seperti berlubang-lubang. Kondisi ini paling umum muncul di paha dan bokong, namun juga bisa terjadi di payudara, perut, dan lengan atas.

Selulit bisa dibagi berdasarkan tingkat keparahannya:

  • Tingkat 0:Tidak terlihat ada kerutan kulit.
  • Tingkat 1 (ringan):Kulit terlihat lembut ketika berdiri atau berbaring, namun ada tonjolan kecil atau lekuk pada pipi terlihat saat kulit ditarik atau otot berkontraksi.
  • Tingkat 2 (sedang):Bintik-bintik kecil pada paha atau tonjolan kecil yang terlihat saat berdiri tetapi tidak saat berbaring; tekstur kulit menunjukkan ketidakteraturan yang lebih jelas tanpa perlu menarik kulit.
  • Tingkat 3 (parah): Bintik-bintik kecil terlihat ketika berdiri maupun berbaring; kulit menunjukkan cekungan dan tonjolan dalam, serta tekstur yang tidak rata terlihat jelas tanpa perlu menarik kulit atau mengencangkan otot.
 

Lipedema

Gejala lipedema meliputi:

  • Penumpukan lemak yang merata di bagian kaki dan/atau lengan, tetapi tidak menyerang tangan dan kaki.
  • Nodul lemak yang keras di bawah permukaan kulit, terasa seperti butiran beras, kacang, atau polong.
  • Rasa sakit yang berbeda-beda tingkat keparahannya dan seringnya terjadi.
  • Rasa berat atau tekanan pada bagian tubuh yang terkena.
  • Mudah memar.
  • Kelelahan.
  • Kesulitan dalam menurunkan berat badan dengan melakukan olahraga dan mengatur pola makan.

Lipedema berkembang dalam empat tahap, setiap tahap menunjukkan peningkatan tingkat keparahan.

  • Tahap 1:Kulit yang lembut dengan peningkatan jaringan lemak di bawah kulit yang membesar.
  • Tahap 2:Kulit yang tidak merata, ditandai dengan alur dan tekstur yang tidak teratur.
  • Tahap 3:Bentuk lemak yang mencolok dan perubahan bentuk yang jelas pada anggota tubuh yang terkena.
  • Tahap 4 (lipolimfedema):Lipedema yang berkaitan dengan limfedema.

4. Diagnosis selulit dan lipedema

Selulit

Selulit umumnya dapat dengan mudah didiagnosis melalui pemeriksaan kulit berdasarkan penampilannya yang khas.

Lipedema

Kriteria diagnosis klinis lipedema mencakup:

  • Riwayat lipedema dalam keluarga.

  • Penumpukan lemak yang terjadi secara simetris dan tidak seimbang pada bagian tubuh yang tidak melibatkan tangan dan kaki.

  • Rasa berat dan kencang pada anggota tubuh yang terkena.

  • Nyeri yang muncul saat ditekan dan disentuh.

  • Tidak ada penurunan volume atau nyeri ketika mengangkat anggota tubuh Tidak terjadi pengurangan ukuran atau rasa sakit saat memindahkan anggota tubuh Tidak ada perubahan volume dan/atau rasa nyeri saat mengangkat bagian tubuh Tidak ada pengurangan ukuran dan/atau rasa sakit saat mengangkat anggota tubuh Tidak ada penurunan ukuran atau rasa nyeri saat mengangkat anggota tubuh

  • Kecenderungan memar.

  • Anggota tubuh tetap stabil saat melakukan penurunan berat badan atau mengurangi asupan kalori.

  • Gejala memburuk sepanjang hari.

  • Edema minimal.

Dokter menyarankan untuk melakukan pengujian tanda Stemmer, di mana pemeriksa menekan dan mencoba mengangkat lipatan kulit, biasanya di jari kaki atau jari kedua. Jika dapat dicubit, tanda Stemmer negatif. Jika tidak dapat dicubit, tanda Stemmer positif, yang menunjukkan adanya limfedema.

Tidak diperlukan pencitraan untuk diagnosis, namun kulit dan jaringan lemak di bawah kulit dapat diamati menggunakan USG, CT, atau MRI.

Limfografis adalah metode pencitraan yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi sistem limfatik dan mengenali gangguan terkait. Selama prosesnya, bahan pelacak radioaktif diberikan ke dalam jaringan, sehingga dokter dapat memantau perjalananannya melalui sistem limfatik dengan menggunakan alat pencitraan khusus. Hal ini membantu mengenali pola pengeluaran cairan limfatik yang tidak normal, yang sering terjadi pada tahap lanjut lipedema.

Lipedema dan selulitis keduanya memerlukan pemeriksaan klinis, yang berarti tes darah atau alat pencitraan tidak mampu menentukan keberadaannya secara pasti. Kedua kondisi ini harus diidentifikasi melalui riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh.

5. Pengelolaan lipedema dan selulit

Selulit

Meskipun selulit tidak membahayakan kesehatan, banyak orang merasa cemas terhadap penampilan kulit mereka dan mencari cara untuk menghilangkannya.

Pengobatan selulit tidak semudah mengurangi berat badan. Faktanya, selulit tidak selalu diakibatkan oleh kenaikan berat badan.lemak tubuh. Sebaliknya, kondisi tersebut terjadi karena cara lemak didistribusikan di kulit dan dikaitkan dengan kolagen. Semakin banyak lemak di suatu bagian tubuh, semakin jelas terlihat lemak tersebut, namun orang yang lebih kurus juga bisa mengalami selulit.

Pilihan perawatan untuk mengatasi selulit meliputi:

  • Pengobatan topikal: Krim dan losion dapat berkontribusi dalam mengurangi penampilan selulit. Kafein serta retinol merupakan dua bahan yang telah terbukti efektif dalam mengurangi selulit. Kafein berfungsi untuk mengencangkan kulit, sedangkan retinol membantu memperkuat lapisan kulit.

  • Pengobatan medis:Prosedur medis yang digunakan untuk mengatasi selulit biasanya berfokus pada pengurangan sel lemak atau jaringan ikat agar tampilan selulit menjadi lebih ringan. Perawatan seperti terapi gelombang suara, teknik pelepasan jaringan presisi dengan bantuan vakum, serta prosedur laser dan sublasi telah terbukti efektif dalam mengatasi masalah selulit.

  • Perubahan gaya hidup:Perubahan pola hidup, seperti mengonsumsi makanan yang seimbang dan rutin berolahraga bisa membantu mengurangi munculnya selulit. Namun, setiap tubuh memiliki perbedaan, dan tidak ada diet tertentu atau program penurunan berat badan yang secara khusus dapat "menghilangkan" selulit.

 

Lipedema

Meskipun tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan lipedema, perawatan bisa membantu mengurangi gejala dan mencegah perkembangan penyakit. Pilihannya:

  • Menjaga berat badan:Mengonsumsi makanan yang seimbang serta melakukan olahraga secara teratur dapat membantu menghindari penumpukan lemak yang berlebih. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai latihan atau program diet baru.

  • Rutinitas perawatan kulit:Mempertahankan rutinitas perawatan kulit yang baik dapat membantu menjaga kelembapan kulit yang terkena, sehingga mencegah kulit kering dan rasa sakit yang bisa memicu komplikasi lebih lanjut.

  • Terapi kompresi:Celana dalam kompresi, stoking, atau perban lain yang diterapkan pada kulit yang terkena bisa membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan rasa tidak nyaman. Terapi kompresi juga bisa disesuaikan untuk mengatasi gejala tertentu pada pasien.

  • Sedot lemak:Di beberapa situasi, pengangkatan lemak bisa membantu mengurangi penumpukan lemak berlebih dan meningkatkan gejala serta kualitas hidup secara keseluruhan. Namun, prosedur ini merupakan tindakan bedah, jadi pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu bersama dokter.

  • Pembedahan:Dalam beberapa kondisi yang lebih serius, pengurangan berat badan melalui operasi mungkin menjadi pilihan yang diperlukan.

Lipedema dan selulit merupakan dua kondisi medis yang berbeda, namun keduanya bisa mengakibatkan perubahan signifikan pada penampilan kulit.

Selulit hanya menyebabkan perubahan estetika pada kulit dan biasanya tidak memerlukan pengobatan, sedangkan lipedema merupakan kondisi medis yang harus ditangani agar menghindari gejala serta komplikasi jangka panjang.

Referensi

Luebberding, Stefanie, Nils Krueger, dan Neil S. Sadick. “Celulit: Tinjauan Berbasis Bukti.”Jurnal Klinis Amerika tentang Dermatologi16, nomor 4 (4 Mei 2015): 243–56.

"Cellulite". Cleveland Clinic. Diakses Desember 2024.

Buck, Donald W., dan Karen L. Herbst. "Lipedema: Penyakit yang Relatif Umum Namun Penuh Dengan Kesalahpahaman yang Sangat Umum."Bedah Plastik dan Rekonstruksi Global Open4, nomor 9 (1 September 2016): e1043.

Lipedema dan Selulit: Apa Perbedaannya? Tactile Medical. Diakses Desember 2024.

Morgan, Steven, Isabella Reid, dkk. “Studi Berbasis Keluarga Mengenai Risiko Genetik yang Diturunkan dalam Lipedema.”Lymphatic Research and Biology, February 26, 2024.

Kruppa, Philipp, Iakovos Georgiou, dkk. "Lipedema - Patogenesis, Diagnosis, dan Opsi Pengobatan."Deutsches Ärzteblatt International, June 1, 2020.

Lipedema dan Selulit: Memahami Perbedaan dan DiagnosisRupa Health. Diakses Desember 2024.

"Cellulite". Mayo Clinic. Diakses Desember 2024.

"Diagnosing Lipedema". Lipedema Foundation. Diakses Desember 2024.

Lipedema atau Selulit? Bagaimana MembedakannyaHealthline. Diakses Desember 2024.

Amato, Alexandre Campos Moraes, dan Daniel Augusto Benitti. "Lipedema Dapat Diobati Secara Non-Bedah: Laporan 5 Kasus."Jurnal Kasus Amerika 22 (November 2, 2021). 

10 Mitos dan Fakta tentang Selulit, Apakah Hanya Terjadi pada Perempuan? 4 Perbedaan antara Lipedema dan Limfadenopati

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم