Mayora Keluarkan Rp295 Miliar untuk Pembayaran Utang

, JAKARTA – PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) telah menyiapkan dana sebesar Rp295 miliar guna pembayaran bunga dan pokok obligasi yang jatuh tempo pada 9 September 2025.

Berdasarkan transparansi informasi, dilaporkan Selasa (19/8/2025), Corporate Secretary Mayora Indah, Yuni Gunawan menyatakan dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran bunga terakhir dan pokok Obligasi Berkelanjutan II Mayora Indah Tahap I tahun 2020 Seri C.

"Sumber dana untuk pembayaran bunga dan pokok obligasi tersebut berasal dari dana internal perusahaan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa tidak ada keputusan atau hal penting lainnya yang akan diambil mengenai persiapan dana untuk pembayaran kewajiban tersebut.

Berdasarkan catatan , Kamis (31/7/2025), MYORmelaporkan kinerja yang melemah sepanjang semester I/2025. Laba bersih MYOR turun 32,08% year on year (YoY) menjadi Rp1,16 triliun pada periode paruh pertama 2025.

Mengutip laporan keuangan, MYOR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp17,79 triliun pada semester pertama 2025. Angka ini meningkat 9,69% dibandingkan dengan Rp16,22 triliun pada semester pertama 2024.

Peningkatan penjualan MYOR sejalan dengan pertumbuhan penjualan MYOR di beberapa segmen. Di segmen makanan olahan dalam kemasan, MYOR mencatatkan kenaikan sebesar 8,00% YoY. Dalam segmen ini, MYOR mencatatkan penjualan sebesar Rp10,48 triliun, meningkat dari Rp9,71 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Selain itu, di segmen minuman olahan dalam kemasan, MYOR mencatatkan penjualan sebesar Rp9,03 triliun pada semester pertama 2025, meningkat 7,76% YoY dibandingkan Rp8,38 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Dari segi geografis, pasar dalam negeri masih menjadi kontributor terbesar bagi penjualan MYOR pada semester I/2025. Secara terpisah, penjualan perusahaan di pasar domestik mencapai Rp10,44 triliun, pasar Asia sebesar Rp6,80 triliun, dan pasar lainnya sebesar Rp546,21 miliar selama enam bulan pertama tahun 2025.

Setiap segmen geografis penjualan MYOR mengalami pertumbuhan. Di pasar domestik, misalnya, penjualan MYOR meningkat 8,22% YoY dari Rp9,64 triliun pada semester pertama 2024. Di sisi lain, di pasar Asia, penjualan perusahaan Kopiko tersebut tumbuh sebesar 9,26% YoY dari Rp6,23 triliun selama periode yang sama.

Dengan meningkatnya penjualan MYOR di berbagai segmen, perusahaan mencatatkan biaya pokok penjualan sebesar Rp14,01 triliun pada semester I/2025. Biaya penjualan ini meningkat sebesar 16,51% dibandingkan dengan biaya pokok penjualan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp12,03 triliun.

Dengan demikian, rasio biaya pokok penjualan MYOR pada semester I/2025 mencapai 78,77% dari total penjualan MYOR selama semester tersebut. Tingkat biaya pokok penjualan ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode 2024 yang sebesar 74,17% dari total penjualan MYOR pada semester I/2024.

Dengan pengurangan beban penjualan, produsen Torabika mencatatkan laba kotor yang menurun sebesar 9,86% YoY menjadi Rp3,77 triliun pada periode hingga Juni 2025.

Setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, MYOR mencatatkan laba periode berjalan yang diberikan kepada pemilik perusahaan induk atau laba bersih sebesar Rp1,16 triliun pada semester I/2025. Angka laba bersih ini turun sebesar 32,08% dibandingkan dengan Rp1,71 triliun pada periode yang sama di tahun 2024.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم