Rektor Taruna Bakti University Bilang, Tak Selamanya Peretas Itu Tidak Baik, Malahan Bisa Tutup Celah Keamanan

PIKIRAN RAKYAT - Di tengah perkembangan teknologi informasi, profesi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber menjadi salah satu yang paling banyak dicari. 

Pasalnya, saat ini, kejahatan siber makin marak dan canggih. Untuk itulah, keahlian untuk mengatasi celah keamanan siber menjadi sangat diminati.

Rekor Taruna Bakti University (TBU) Frado Sibarani, Ph.D, MT, MBA, S.Si menjelaskan, tak selamanya menjadi peretas atau hacker itu tidak baik. 

Sebagai seseorang yang bersertifikat ethical hacker, kata Frado, dia harus bisa berpikir sebagai hacker yang bisa menutup celah keamanan siber. Tak hanya bersertifikat ethical hacker, tapi Frado juga bersertifikat hacking forensic investigator.

"Ethical hacker bagaimana mencegah kejahatan siber terjadi. Kemudian, hacking forensic investigator bertindak saat kejahatannya sudah terjadi. Saya menganalisis kenapa peretasan bisa terjadi," tutur Frado di Kampus TBU, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Selasa 26 Agustus 2025.

Frado yang telah berkarier selama 15 tahun sebagai cyber security di salah satu perusahaan internasional di Singapura ini mengakui, sistem siber di Indonesia mudah sekali diretas. Soalnya, orang Indonesia malas memperbarui sistem, jadi selalu ada celah keamanan siber. 

Frado mengungkapkan, di masa depan, ada sejumlah keahlian serta profesi yang bisa digantikan AI dan robotika. Misalnya, keahlian di pabrik yang repetitif. Sementara itu, profesi tertentu seperti dokter akan sulit digantikan AI atau robot, karena ada intuisi dan pengalaman yang bekerja.

"Negara yang tidak mengadopsi AI akan tertinggal. Bukan digantikan, tapi kompetisinya kalah. Untuk itulah, perguruan tinggi harus menyiapkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja," kata Frado. 

Salah satunya, keamanan siber yang profesional. Hal inilah yang mendorong TBU untuk membuka jalur beasiswa 100% bagi mahasiswa baru di program studi.

Antara lain Fakultas Sosial Humaniora yang terdiri dari jurusan S1 Seni Musik, S1 Manajemen, D3 Sekretari dan D3 Penyaji Musik. Fakultas Sains & Teknologi yang terdiri dari jurusan S1 Sains Data, S1 Informatika dan S1 Rekayasa Logistik. 

Beasiswa untuk atlet

Frado menyebutkan, bahkan ada beasiswa untuk atlet berprestasi. Salah satu jalurnya, TBU akan menandatangani nota kesepahaman dengan Persib. 

"Di program studi manajemen itu ada peminatan yang berhubungan dengan olah raga, yaitu manajemen pemasaran bisnis olahraga jadi bisa nyambung dengan atlet. Lulusannya, bisa menjadi manajer olah raga atau punya bisnis di bidang olah raga," ungkap Frado. 

Belum satu bulan menjadi Rektor TBU, Frado menghadapi sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Menurut dia, ada tiga kunci keberhasilan perguruan tinggi, yaitu program studi yang relevan, sumber daya manusia yang unggul, dan fasilitas. 

"Fasilitas yang menjadi tantangan, karena TBU baru mulai, jadi akan bertahap" ujar Frado. (*)

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم

Comments