
JAKARTA, - Pernah berperan dalam menyutradarai film animasi Adit Sopo Jarwo the Movie bersama animator Eki N.F, Hanung Bramantyo merespons banyaknya orang yang menganggap remeh film animasi akibat munculnya AI (Artificial Intelligence).
Bahkan, banyak orang yang akhirnya menyatakan mampu menghasilkan film animasi berkualitas dengan anggaran di bawah Rp 6 miliar.
"(AI) Oke, tapi itu hanya berlaku untuk platform televisi terbesar seperti ini," kata Hanung sambil menunjuk layar di ruangan tersebut, dilansir dari YouTube KasiSolusi, Kamis (14/8/2025).
Coba saja, buat AI terus di blow upke layar lebar. Apakah yang kita lihat di iPad?" kata Hanung.
Menurut Hanung, orang sering kali lupa bahwa layar bioskop memiliki ukuran yang sangat besar dengan resolusi 2K, sehingga bahkan jerawat atau pori-pori yang sebelumnya tidak terlihat jelas, bisa terlihat dengan jelas di layar bioskop.
Tentu saja hal ini berbeda dari layar tablet, ponsel, atau perangkat lainnya.
"Banyak animator yang membuat animasi menggunakan AI, lalu dipublikasikan di YouTube atau media sosial, terlihat sangat bagus, karena memang resolusinya kecil," katanya.
"Tapi ketika saya tantang, apakah berani membuat 4K, jawabannya pasti 'tunggu mas, mesin saya, saya perbarui dulu.' Karena rendering selama satu menit, untuk mengerjakan 4K, bisa memakan waktu dua hingga tiga minggu," jelasnya.
Proses rendering adalah mengubah animasi 3D menjadi gambar atau video 2D. Menggunakan pencahayaan dan material agar menghasilkan tampilan akhir yang bisa ditampilkan di layar.
Hanung yakin, karya animasi yang dianggap sangat bagus oleh orang-orang saat ditampilkan di iPad atau komputer, bisa jauh berbeda ketika disajikan di bioskop.
"Jadi lebih menarik, karena menonton di ponsel. Coba bandingkan menontonnya dengan layar lebar," kata Hanung.
"Yang jadi pertanyaannya, apakah AI sudah mampu untuk 4K, apakah untuk layar besar sudah bisa?" tanya Hanung.
Dijelaskan oleh Hanung, diperlukan komputer khusus untuk melakukan rendering film 4K sebelum diubah menjadi 2K saat tayang di bioskop.
Itulah mengapa Hanung merasa tidak seharusnya seseorang membandingkan kualitas film yang dibuat menggunakan teknologi 4K dengan AI.
"Jadi terkadang tidak adil dalam memberikan kritik, melakukan perbandingan," ujar Hanung.
Sebagai informasi, Hanung menyampaikan bahwa saat membuat film animasi Adit Sopo Jarwo The Movie yang hanya tayang di OTT, ia melakukan rendering di Kazakhstan.
Karena pada saat itu, satu-satunya tempat yang mampu melakukan rendering di LIPI sedang digunakan untuk mengolah film animasi NUSSA.