
- Film Lintrikmerupakan salah satu karya terbaru di bidang horor misteri yang dihasilkan oleh industri perfilman Indonesia. Film dengan durasi 102 menit ini direncanakan tayang di bioskop pada 11 September 2025. Ceritanya mengambil fokus pada penggunaan ilmu pelet kuno dari Banyuwangi, yang disajikan dalam alur penuh ketegangan dan kejutan.
Film ini diproduksi oleh Prama Gatra Film, disutradarai oleh Irham Acho Bahtiar, dan diproduseri oleh Asye Berty Saulina Siregar. Naskahnya ditulis oleh Yuki yang menggabungkan unsur horor dengan misteri serta elemen drama kehidupan.
Dukungan dari aktor-aktor seperti Karina Icha, Meisya Amira, Yati Surachman, Donny Damara, Akbar Nasdar, Teguh Ryder, dan Fannita Posumah memperkuat penyampaian narasi.
Alur cerita menonjolkan tokoh Sari (Karina Icha), seorang wanita yang merasa lelah dengan kehidupan malam. Sari berharap memiliki kehidupan yang lebih tenang dan penuh kebahagiaan.
Dalam usahanya, Sari berupaya memikat hati Rendy (Akbar Nasdar), kekasih pertamanya saat SMA. Namun, kini Rendy telah menikahi sahabat Sari, yaitu Nilam (Fannita Posumah), sekaligus sukses sebagai pengusaha di Jakarta.
Keinginan kuat untuk mendapatkan Rendy membuat Sari mengambil tindakan berbahaya. Melalui temannya Rini (Meisya Amira), Sari dikenalkan dengan Lintrik, yaitu ilmu pelet yang dianggap sangat efektif. Lintrik memiliki kemampuan untuk membuat seseorang jatuh hati, bahkan jika berada di lokasi yang jauh.
Berbeda dengan penglaris biasa, Lintrik tidak bisa dilakukan sendiri. Upacaranya hanya dapat dilaksanakan oleh seorang perempuan yang tinggal jauh di hutan. Tugas dukun ini diwakili oleh Yati Surachman, yang memberikan nuansa mistis dan memperkuat ketegangan dalam cerita.
Pertemuan Sari dengan si dukun menjadi awal dari rangkaian kejadian yang penuh tekanan. Seiring berlalunya waktu, berbagai rahasia dan perselisihan mulai terbongkar. Sari perlahan menyadari bahwa Lintrik bukan hanya tentang masalah cinta, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap hidupnya.
Praktik yang dilakukan ternyata memberikan dampak negatif terhadap Sari. Harapan untuk meraih kebahagiaan justru berujung pada penderitaan. Film ini menggambarkan bahwa keinginan yang dipicu oleh obsesi bisa membawa seseorang ke situasi yang lebih berbahaya daripada yang diperkirakan.
Dari sisi budaya, Lintrikmemiliki nilai yang menarik. Film ini memperkenalkan unsur mistis dari Banyuwangi, wilayah yang memang terkenal dengan berbagai tradisi spiritual. Penonton diajak untuk memahami sisi lain dari kepercayaan lokal, sekaligus menyadari bahaya dari pilihan hidup yang hanya didasarkan pada ambisi.
Selain unsur horor, film ini menampilkan peristiwa-peristiwa dramatis dalam interaksi antar manusia. Hubungan antara Sari, Rendy, dan Nilam memperkaya alur cerita. Penonton tidak hanya diajak merasakan rasa takut, tetapi juga mengerti kedalaman perasaan yang menjadi dasar tindakan tokoh-tokoh tersebut.
Kemampuan akting para pemain menjadi salah satu aspek utama dari film ini. Karina Icha tampil dengan percaya diri sebagai Sari yang penuh perasaan, sedangkan Akbar Nasdar mampu memberikan kehidupan pada tokoh Rendy yang terjebak dalam konflik batin. Yati Surachman, berkat pengalamannya, memberikan gambaran yang kuat pada peran dukun yang memiliki peran krusial dalam alur cerita.
Dari aspek sinematografi, Lintrikmenampilkan visual yang memperkuat suasana mengerikan. Lokasi hutan, proses upacara, serta nuansa Banyuwangi disajikan secara rinci untuk memperkuat kesan mistis. Musik latar yang menguras ketegangan turut menciptakan suasana menyeramkan sepanjang film.
Secara keseluruhan, Lintrikbukan hanya film horor yang mengandalkan rasa takut. Film ini menyajikan kisah tentang cinta, kecanduan, pengkhianatan, serta akibat dari bergabung dengan kekuatan gaib.