Apakah kamu tahu? Indonesia terkenal sebagai paru-paru dunia,lho! Sebagai bagian dari hutan tropis terbesar di dunia, hutan alami Indonesia menyimpan keragaman hayati yang sangat luar biasa dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global.
Data Kementerian Kehutananmengatakan, luas lahan yang tertutup hutan di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 95,5 juta hektar, yaitu 51,1 persen dari seluruh daratan. Dari jumlah tersebut, sekitar 91,9 persen (87,8 juta hektar) berada dalam kawasan hutan.
Sayangnya, kekayaan alam yang luar biasa ini sedang dalam kondisi yang tidak baik. Hutan Indonesia, yang berfungsi sebagai paru-paru bumi, menghadapi ancaman akibat tingginya laju penebangan hutan.
Bahaya Penebangan Hutan di Alam Indonesia
Penggundulan hutan merupakan salah satu masalah paling besar yang dihadapi oleh Indonesia. Secara umum, deforestasi dapat diartikan sebagai perubahan tutupan lahan dari kondisi semula yang berhutan menjadi tidak berhutan. Perubahan ini bisa terjadi akibat perubahan penggunaan lahan, seperti untuk pembangunan infrastruktur, pemukiman, pertanian, pertambangan, atau perkebunan.
Berdasarkan data hasil analisis Auriga Nusantara, luas deforestasi Indonesia pada tahun 2024 tercatat sebesar 261.575 hektare, naik sebanyak 4.191 hektare dibandingkan deforestasi tahun sebelumnya yang mencapai 257.384 hektare. Dilihat dari segi kepemilikan lahan, 57 persen dari deforestasi terjadi di area yang dikuasai pemerintah atau kawasan hutan.
Lebih memprihatinkan lagi, sebagian besar hutan alami yang hilang pada 2024 menjadi tempat tinggal spesies langka dan dilindungi di Indonesia, karena penggundulan hutan juga terjadi di kawasan perlindungan.
Diketahui, deforestasi di kawasan konservasi sepanjang tahun 2024 tercatat seluas 7.704 hektar, terjadi di 37 provinsi dengan berbagai jenis kawasan konservasi, seperti taman nasional, suaka margasatwa, cagar alam, taman hutan raya, taman wisata alam, dan taman buru. Berikut tiga kawasan konservasi yang mengalami deforestasi paling besar.
1. Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat yang melintasi empat provinsi berbeda di Pulau Sumatera, yakni Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Sumatera Selatan, tercatat mengalami pengurangan hutan seluas 1.283 hektar pada tahun 2024.
Meskipun demikian, Taman Nasional yang diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia sejak tahun 2004 ini memiliki keragaman flora dan fauna, termasuk sekitar 4.000 spesies tumbuhan, antara lain Rafflesia arnoldi dan Titan arum, serta Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, Macan Tutul, Tapir Melayu, Beruang Madu, dan sekitar 370 spesies burung.
2. Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz di Papua Barat menawarkan keindahan alam Indonesia yang sangat mempesona, mulai dari Lembah Baliem di Kota Wamena yang menjadi salah satu tempat wisata yang terkenal, hingga Puncak Jaya yang merupakan salah satu dari 7 puncak tertinggi (Seven Summits) di dunia dengan ketinggian 4.884 meter yang menyimpan salju permanen.
Namun, sayangnya luas area yang mengalami deforestasi di Taman Nasional Lorentz pada tahun 2024 mencapai 900 hektar.
3. Taman Nasional Mamberamo Foja
Taman Nasional Mamberamo Foja, yang sebelumnya dikenal sebagai Suaka Margasatwa Mamberamo Foja, merupakan area perlindungan alam yang berada di Provinsi Papua. Wilayah ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan khas dari Papua.
Menduduki posisi ketiga sebagai wilayah konservasi dengan tingkat deforestasi terbesar, kawasan yang tercatat memiliki sembilan jenis ekosistem alami dan kekayaan hayati yang luar biasa mengalami pengurangan hutan seluas 490 hektar.
Kolaborasi Bersama dalam Merawat Paru-paru Bumi
Hutan berperan sebagai penyangga kehidupan yang sangat penting dalam menyerap karbon dan menjaga keseimbangan iklim. Jika kemampuan ini terus menurun dari waktu ke waktu, maka akan berdampak pada ekosistem alami, menyebabkan bencana, serta memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tingkat deforestasi yang tinggi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konversi hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan, khususnya untuk tanaman kelapa sawit, pembukaan lahan dalam skala besar, penebangan ilegal, serta kebakaran hutan.
Dampaknya tidak hanya terlihat dari hilangnya tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang dilindungi, tetapi manusia juga merasakannya, mulai dari perubahan iklim yang menyebabkan suhu udara meningkat, berkurangnya ketersediaan air bersih, hingga munculnya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Keadaan ini menunjukkan bahwa menjaga keberlanjutan hutan adalah tanggung jawab yang mendesak dan tidak dapat ditunda.
Oleh karena itu, langkah pencegahan dan pengendalian hutan dari ancaman deforestasi memerlukan partisipasi bersama dari berbagai pihak. Semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap isu pencegahan dan pengelolaan hutan, maka kita akan lebih efisien dalam memanfaatkan waktu untuk menjaga hutan Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia.
Sebagai anggota masyarakat, kita dapat berkontribusi dalam melindungi alam Indonesia dari ancaman penebangan hutan dengan mendukung program penanaman pohon, memakai barang yang ramah lingkungan, memilih destinasi wisata yang bersifat lestari, serta menjalankan perilaku yang baik saat berada di alam Indonesia.
Melalui inisiatif Lokal AsriTribunnews dan Tribun Network mengajak kamu untuk lebih memperhatikan alam Indonesia, termasuk dalam menjaga hutan Indonesia. Waktunya untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara merawat lingkungan, keindahan alam Indonesia, wisata yang berkelanjutan, serta budaya lokal dan menjelajahi kisah-kisah yang menginspirasi bersama Lokal Asri.