
- ElevenLabs, platform pembuat suara berbasis AI, meluncurkan layanan musik berbasis AI yang disebut Eleven Music.
Kehadiran layanan ini diumumkan melalui videoYouTubePada Selasa (5/8/2025). Layanan ini dapat menjadi jawaban bagi pengusaha yang memerlukan musik tanpa biaya royalti. Mereka dapat menghasilkannya sendiri melalui Eleven Music.
Dalam demo yang berlangsung selama 4 menit 13 detik, ElevenLabs memperkenalkan kemampuan layanan terbarunya dalam menghasilkan karya musik. Bukan hanya musik instrumental, tetapi juga dilengkapi dengan lirik dan vokal yang bervariasi.
ElevanLabs mengatakan layanan terbaru mereka memungkinkan pengguna, baik pribadi maupun pelaku usaha untuk membuat lagu yang mereka buat sendiri dengan memanfaatkan teknologi berbasisartificial intelligence (kecerdasan buatan/AI).
Perintah teks (prompt text) dapat ditulis seperti “ciptakan musik jazz lembut dengan nuansa tahun 60-an yang dilengkapi lirik yang kuat, namun tetap memberikan kesan tenang seperti di sore hari Jumat,”.
Dalam hitungan menit, layanan ElevenMusic akan menghasilkan lagu berdasarkan prompt teks sebelumnya, lengkap dengan musik dan vokal. Meskipun layanan ini terlihat membawa perubahan positif, Eleven Music juga dihadapkan pada beberapa tantangan terkait dugaan pelanggaran hak cipta.
Karena itu, sebelum layanan ini diluncurkan, layanan serupa dari pesaing seperti Suno dan Udio menghadapi tuntutan hukum terkait pelanggaran hak cipta. Kedua perusahaan diduga memanfaatkan musik berlisensi untuk melatih model kecerdasan buatan mereka.
Nah, untuk menghindari masalah tersebut, CEO Eleven Labs, Mati Staniszewski, menyampaikan bahwa layanannya telah bekerja sama dengan lembaga hak cipta digital untuk label independen, yaitu Merlin Network.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Wall Street Journal, Rabu (6/8/2025), ElevenLabs mengembangkan model AI dengan menggunakan karya seniman yang berada di bawah lisensi Merlin Network. ElevenLabs juga melakukan kolaborasi lainnya bersama Kobalt Music, perusahaan manajemen hak cipta dan penerbitan musik independen.
Namun, Merlin dan Kobalt Music dilaporkan masih dalam proses pembicaraan, untuk menentukan musik artis mana yang terlibat dalam pelatihan musik berbasis AI dari ELevenLabs.
Perjanjian antara pihak ElevenLabs dan label musik memberikan perlindungan hukum terhadap karya musik yang dihasilkan oleh AI dan ditujukan untuk penggunaan komersial secara umum.
Staniszewski berharap pada masa depan, pihaknya mampu bekerja sama dan mengajak label musik ternama lainnya, seperti Universal Music Group, Sony Music Group, dan Warner Music Group.
"Pada saat ini, kami tidak memanfaatkan data mereka dalam model kami. Model tersebut dibuat dengan sangat ketat berdasarkan data yang dapat kami akses," lanjut Staniszewski.
Tidak menjiplak karya musisi
ElevenLabs juga mengungkapkan sedang mengembangkan "pengawal keamanan" guna mencegah musik yang meniru karya asli para musisi.
Sistem pengamanan sebelumnya akan menghentikan lirik yang berisi kata-kata kasar, tidak senonoh, melanggar hukum, serta larangan membuat lagu dengan nama artis atau lirik tertentu dari album atau label tertentu.
Para pengusaha dan kreator nantinya akan lebih mudah dan dapat melakukan produksi musik mereka sendiri sebagai jingle atau proyek komersial dan kreatif, tanpa perlu repot menyewa komposer, membayar biaya lisensi untuk penggunaan terbatas dari label besar, dan sebagainya.
Sampai saat ini, ElevenLabs telah memberikan akses terbatas kepada 20 pengguna untuk menciptakan musik dalam film, televisi, game, aplikasi kebugaran, dan meditasi, serta bagi kreator pribadi. Namun, pihak-pihak yang mendapatkan akses eksklusif tersebut tidak diumumkan secara lebih lanjut.
Staniszewski menawarkan layanan ini karena beberapa pihak menghadapi kesulitan dengan stok jingle dan musik yang memerlukan lisensi mahal serta rumit. Celah ini dimanfaatkan olehnya dengan meluncurkan Eleven Music.
Meskipun demikian, Staniszewski dan ElevenLabs perlu siap menghadapi tantangan yang tidak hanya datang dari pesaing, tetapi juga dari komunitas serta para kreator yang menginginkan karyanya dilindungi dari penggunaan AI.
"Memungkinkan penggunaan karya hak cipta tanpa izin untuk melatih model AI generatif dengan tujuan komersial berpotensi mengancam mata pencaharian jutaan kreator musik Amerika Serikat serta merusak dasar ekonomi kreatif yang sedang berkembang pesat," kata CEO Ascap (organisasi nirlaba hak cipta konten) Elizabeth Matthews.
Potensi isu layanan ini masih dianggap tidak jelas oleh beberapa pihak. Karena, dapat muncul masalah lisensi baru terhadap pelanggan yang menggunakan musik hasil dari AI. Risiko ini juga bisa timbul ketika perusahaan atau pelaku usaha memanfaatkan musik hasil AI.